Enggran Eko Budianto - detikNews
Jombang - Wakil Ketua KPK non aktif
Bambang Widjojanto (BW) menjadi salah satu pembicara dalam diskusi anti
korupsi dengan para kiai se Jatim di Ponpes Tebu Ireng, Jombang. Meski
tengah tak aktif sebagai pimpinan KPK, pria kelahiran Jakarta 56 tahun
silam itu meminta pemerintahan Jokowi mewaspadai serangan kejahatan
trans nasional yang mengepung Indonesia.
"Internasional sedang mengepung kita. Ada kejahatan trans nasional (trans national crime) yang hari ini sedang mengepung Indonesia, dan kita masih bisa tersenyum," kata BW di hadapan pimpinan ponpes se Jatim, Minggu (29/3/2015).
Salah satu wujud serangan kejahatan trans nasional itu menurut BW melalui teknologi informasi. Peran orang tua dalam mendidik anak tergantikan oleh smartphone. Internet menjadi pusat rujukan informasi bagi anak-anak, bukan Al Quran maupun ulama.
Terbukti jumlah HP yang dimiliki warga Indonesia mencapai 308 juta. Itu jauh lebih besar dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang tercatat sekitar 255,5 juta jiwa.
"Kita juga dikepung oleh human traficking. TKI di luar negeri menjadi budak seks. Korupsi dan pencucian uang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari seluruh kejahatan itu. Karena hasil kejahatannya dipakai untuk kejahatan lainnya atau dicuci," ungkapnya.
Selain itu, salah satu pendiri komisi untuk orang hilang dan korban kekerasan (Kontras) ini mengingatkan Jokowi atas tingginya hutang luar negeri Indonesia. Menurut BW, dari tahun ke tahun hutang tersebut terus meningkat.
"Utang pemerintah Indonesia terus meningkat. Akhir tahun 2014 mencapai Rp 3.825 triliun. Padahal APBN kita hanya Rp 2.000 triliun. Bandingkan per Oktober 2013 hutang kita masih Rp 2.273 triliun. Desember 2012 baru Rp 1.997 triliun," paparnya.
BW menambahkan, peningkatan juga terjadi pada penduduk miskin di Indonesia. Menurut ahli, penduduk miskin tahun 2015 akan meningkat menjadi 30 juta dari tahun lalu 28,8 juta. Bahkan, rasio Gini (kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin) terus naik dari 0,41 tahun 2013 menjadi 0,47 pada tahun 2014.
"Artinya antara yang kaya dengan si miskin semakin senjang. Itu akan menjadi penyebab chaos, masyarakat akan kehilangan kesabarannya," tandasnya.
Selain dihadiri BW, diskusi bertajuk 'Masa Depan Pemberantasan Korupsi' itu juga dihadiri Plt Wakil Ketua KPK Johan Budi, dan Ketua Tim 9 Jimly Asshiddiqie. Pasca diskusi, 18 pimpinan ponpes se Jatim merumuskan 5 poin pemberantasan korupsi. Salah satunya meminta Jokowi memiskinkan koruptor.
(ndr/mad)

"Internasional sedang mengepung kita. Ada kejahatan trans nasional (trans national crime) yang hari ini sedang mengepung Indonesia, dan kita masih bisa tersenyum," kata BW di hadapan pimpinan ponpes se Jatim, Minggu (29/3/2015).
Salah satu wujud serangan kejahatan trans nasional itu menurut BW melalui teknologi informasi. Peran orang tua dalam mendidik anak tergantikan oleh smartphone. Internet menjadi pusat rujukan informasi bagi anak-anak, bukan Al Quran maupun ulama.
Terbukti jumlah HP yang dimiliki warga Indonesia mencapai 308 juta. Itu jauh lebih besar dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang tercatat sekitar 255,5 juta jiwa.
"Kita juga dikepung oleh human traficking. TKI di luar negeri menjadi budak seks. Korupsi dan pencucian uang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari seluruh kejahatan itu. Karena hasil kejahatannya dipakai untuk kejahatan lainnya atau dicuci," ungkapnya.
Selain itu, salah satu pendiri komisi untuk orang hilang dan korban kekerasan (Kontras) ini mengingatkan Jokowi atas tingginya hutang luar negeri Indonesia. Menurut BW, dari tahun ke tahun hutang tersebut terus meningkat.
"Utang pemerintah Indonesia terus meningkat. Akhir tahun 2014 mencapai Rp 3.825 triliun. Padahal APBN kita hanya Rp 2.000 triliun. Bandingkan per Oktober 2013 hutang kita masih Rp 2.273 triliun. Desember 2012 baru Rp 1.997 triliun," paparnya.
BW menambahkan, peningkatan juga terjadi pada penduduk miskin di Indonesia. Menurut ahli, penduduk miskin tahun 2015 akan meningkat menjadi 30 juta dari tahun lalu 28,8 juta. Bahkan, rasio Gini (kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin) terus naik dari 0,41 tahun 2013 menjadi 0,47 pada tahun 2014.
"Artinya antara yang kaya dengan si miskin semakin senjang. Itu akan menjadi penyebab chaos, masyarakat akan kehilangan kesabarannya," tandasnya.
Selain dihadiri BW, diskusi bertajuk 'Masa Depan Pemberantasan Korupsi' itu juga dihadiri Plt Wakil Ketua KPK Johan Budi, dan Ketua Tim 9 Jimly Asshiddiqie. Pasca diskusi, 18 pimpinan ponpes se Jatim merumuskan 5 poin pemberantasan korupsi. Salah satunya meminta Jokowi memiskinkan koruptor.
(ndr/mad)
Labels:
Bambang Widjojanto,
Mengancam,
RI
Thanks for reading Bambang Widjojanto Temui Kiai se-Jatim, Bicara Tentang Bahaya yang Mengancam RI . Please share...!
0 Komentar untuk "Bambang Widjojanto Temui Kiai se-Jatim, Bicara Tentang Bahaya yang Mengancam RI "