-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online

'Keyakinan tak bisa dipaksakan oleh negara apalagi oleh kelompok'

Reporter : Mohammad Yudha Prasetya

'Keyakinan tak bisa dipaksakan oleh negara apalagi oleh kelompok'
Seminar HAM dan keagamaan. ©2015 Merdeka.com


Merdeka.com - Keyakinan dalam memeluk agama merupakan hak asasi individu. Karenanya, siapapun termasuk negara tidak dapat mengintervensinya.

Demikian disampaikan Romo Daniel Byantoro dari Gereja Ortodox Indonesia dalam acara Seminar Nasional Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Agama dan Kepercayaan di Indonesia, yang diadakan Organization of Ahlulbayt for Social Support and Education (OASE), bersama Badan Perjuangan Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan (BPKBB).

Dia menekankan, kebenaran tentang sebuah ajaran itu benar-benar menjadi hak Tuhan, dan tidak pantas diambil alih oleh manusia melalui kelompok-kelompok intoleran penebar kebencian.

"Kita semua mempunyai sifat ilahi dalam tiap sisi hidup kita, sehingga kita semua berpeluang mendapatkan kedamaian. Tentulah kita masing-masing akan menganggap agama kita yang paling benar. Tapi biarkan Tuhan yang akan menentukan, dan bukan sesama manusia yang memutuskan apakah sesuatu keyakinan itu benar atau salah," kata Romo Daniel di Wisma Antara, Jakarta Pusat, Rabu (25/3).

"Keyakinan terhadap Allah itu adalah sesuatu yang tertanam dalam diri manusia, yang merupakan bagian kemanusiaan itu sendiri. Oleh karena itu tidak bisa dipaksakan oleh siapapun, baik oleh pemerintah, apalagi kelompok. Karena hal itu merupakan pilihan sendiri," katanya menambahkan.

Romo Daniel juga menekankan, sejatinya semua agama pasti mengajarkan kasih sayang pada sesama makhluk sebagai manifestasi dari apa yang Tuhan inginkan untuk terwujud di dalam kehidupan semesta ini.

"Menurut keyakinan kami, Allah itu menciptakan manusia karena kasih. Dia ingin menunjukkan kepada manusia kekuasaannya melalui kasih sayang itu sendiri. Ketika cinta itu sudah hilang, manusia itu sudah melupakan dasar kemanusiaan yang paling gawat. Karena kita diciptakan untuk cinta, merawat cinta, dan menyebarkannya kepada sesama makhluk," ujar Romo Daniel.

Dia menjelaskan, jika agama tidak menciptakan cinta dan hanya menyebar kebencian, maka sesungguhnya agama itu telah keluar dari relnya. Menggunakan agama untuk membenci, melukai dan merusak, menurutnya sama saja dengan mencoreng wajah Tuhan dan agama itu sendiri.

"Isa Almasih mengatakan, 'Barangsiapa tidak menentang engkau, dialah sahabatmu'. Jadi kalau begitu kita bisa bersahabat dengan orang yang berbeda keyakinan. Bahkan di dalam kitab ada nasihat, 'Berdoalah untuk musuhmu'. Maka bayangkan jika musuh saja dianjurkan untuk didoakan, apalagi mereka yang sebenarnya bukan ancaman dan bahkan sahabat bagi siapapun," ujar Romo Daniel.

"Di Indonesia ini ada 700 lebih bahasa dan dialek. Kalau kita tidak bisa saling menghargai, mana bisa bangsa ini terbentuk. Dulu sewaktu saya di kampung, saya sering diajak makan oleh seorang ustaz di musala. Nggak apa-apa kok. Tapi sekarang kenapa hal itu sudah nggak bisa? Bahkan, sebagian muslim kini ada yang mengharamkan ucapan Natal. Padahal kan itu tak berarti bisa mengubah iman seseorang," pungkasnya.
Labels: Kelompok, Keyakinan, Negara

Thanks for reading 'Keyakinan tak bisa dipaksakan oleh negara apalagi oleh kelompok'. Please share...!

0 Komentar untuk "'Keyakinan tak bisa dipaksakan oleh negara apalagi oleh kelompok'"

Back To Top