Hardani Triyoga - detikNews
Jakarta - Presiden Joko Widodo
mengundang sejumlah pengamat politik dan sosial di Istana Negara,
Selasa, kemarin. Salah seorang pengamat yang hadir di Istana, Sosiolog
Thamrin Amal Tomagala mengatakan ada pengantar pesan dari Jokowi kepada
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sehingga komunikasi jadi bias.
Politikus PDIP Masinton Pasaribu menyebut akhirnya Presiden Jokowi mengakui komunikasi kurang baik dengan parpol koalisi pendukung seperti PDIP. "Sudah saya sampaikan akhirnya Pak Presiden ngaku merasakan hal yang sama. Mengeluhkan komunikasi presiden dengan koalisi parpol, relawan, dan masyarakat," kata Masinton saat dikonfirmasi, Rabu (15/4/2015).
Dia pun menyindir penyampai pesan yang mengganggu komunikasi Jokowi dengan PDIP adalah pihak di ring 1 Istana Negara. Salah satunya ia menyentil Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. Ia yakin bukan kader PDIP yang dimaksud sebagai penyampai pesan ini.
"Bukan lah. Ya itu brutus-brutus yang buat itu bias kan kita sudah sampaikan. Salah satunya Seskab. Kan yang selama ini menyampaikan pernyataan Pak Presiden ke publik itu Seskab," sebutnya.
Lantas, apakah sudah seharusnya Jokowi punya juru bicara kepresidenan? Ia mengatakan urusan ini merupakan wewenang Presiden Jokowi. Namun, jika terkait urusan pemerintah maka diperlukan adanya juru bicara.
"Kalau kebijakan pemerintahan mungkin perlu jubir. Tapi, soal itu pak Presiden yang tentukan. Soal komunikasi politik kan Pak Presiden isyaratkan tak perlu jubir, biar komunikasi bisa langsung," ujarnya.
(hat/van)

Politikus PDIP Masinton Pasaribu menyebut akhirnya Presiden Jokowi mengakui komunikasi kurang baik dengan parpol koalisi pendukung seperti PDIP. "Sudah saya sampaikan akhirnya Pak Presiden ngaku merasakan hal yang sama. Mengeluhkan komunikasi presiden dengan koalisi parpol, relawan, dan masyarakat," kata Masinton saat dikonfirmasi, Rabu (15/4/2015).
Dia pun menyindir penyampai pesan yang mengganggu komunikasi Jokowi dengan PDIP adalah pihak di ring 1 Istana Negara. Salah satunya ia menyentil Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. Ia yakin bukan kader PDIP yang dimaksud sebagai penyampai pesan ini.
"Bukan lah. Ya itu brutus-brutus yang buat itu bias kan kita sudah sampaikan. Salah satunya Seskab. Kan yang selama ini menyampaikan pernyataan Pak Presiden ke publik itu Seskab," sebutnya.
Lantas, apakah sudah seharusnya Jokowi punya juru bicara kepresidenan? Ia mengatakan urusan ini merupakan wewenang Presiden Jokowi. Namun, jika terkait urusan pemerintah maka diperlukan adanya juru bicara.
"Kalau kebijakan pemerintahan mungkin perlu jubir. Tapi, soal itu pak Presiden yang tentukan. Soal komunikasi politik kan Pak Presiden isyaratkan tak perlu jubir, biar komunikasi bisa langsung," ujarnya.
(hat/van)
0 Komentar untuk "Politikus PDIP: Brutus yang Melintir Pesan Jokowi ke Mega "