-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Polisi buru dua buron Century: Anton Tantular, Hendro Wiyanto

Polisi buru dua buron Century: Anton Tantular, Hendro Wiyanto

Polisi buru dua buron Century: Anton Tantular, Hendro Wiyanto
Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar memperlihatkan fotokopi paspor buron kasus Bank Century, Hartawan Aluwi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/4/2016).(ANTARA FOTO/Teresia May)
Jakarta (ANTARA News) - Polisi masih memburu dua orang tersangka kasus skandal bailout Bank Century yang masih buron, yakni Anton Tantular (pengurus PT Antaboga Delta Sekuritas Indonesia) dan Hendro Wiyanto (Dirut PT Antaboga Delta Sekuritas Indonesia).

"Dari tersangka yang diproses secara hukum ada delapan orang. Saat ini tinggal dua (orang) yang masih buron, enam (orang) sudah berhasil ditangkap dan sudah diproses hukum," kata Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.

Boy mengatakan salah seorang dari enam orang yang sudah ditangkap dan telah diproses hukum adalah terpidana kasus skandal bailout Bank Century, Hartawan Aluwi, yang ditangkap polisi di Bandara Soekarno Hatta Kamis malam kemarin.

Hartawan dideportasi oleh otoritas Singapura karena masa izin tinggalnya habis.

Sementara Anton Tantular dan Hendro Wiyanto terus dikejar polisi dengan menggandeng Interpol.

Boy merinci, dalam menjalankan aksinya, Hartawan bersama Pemilik Bank Century, Robert Tantular dan adik kandungnya, Anton Tantular mengelola perusahaan sekuritas PT Antaboga Delta Sekuritas yang legalitasnya tidak diakui.

Mereka membujuk para nasabah Bank Century untuk berinvestasi di Antaboga dengan iming-iming mendapatkan bunga melebihi bunga bank dan tidak dikenai pajak. Mereka juga mengatakan semua dana yang diinvestasikan itu dijamin oleh pemilik Bank Century Robert Tantular.

Ketiganya berhasil mengumpulkan dana nasabah senilai Rp1,455 triliun untuk kemudian mereka selewengkan.

"Diketahui, Robert menarik dana nasabah senilai Rp334 miliar untuk kepentingan pribadi. Lalu Anton menarik dana Rp308 miliar. Kemudian yang paling banyak Hartawan Aluwi yang menarik dana sebanyak Rp408 miliar," kata Boy.

Ketiganya telah dijatuhi vonis 14 tahun penjara.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016
 2.400 personel TNI-Polri buru jaringan Santoso

2.400 personel TNI-Polri buru jaringan Santoso


2.400 personel TNI-Polri buru jaringan Santoso
Personel Brimob mengusung peti jenazah Iptu Bryan Theophani Tatontos pada saat upacara serah terima jenazah dari Polda Sulteng kepada Polda Sulut di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (21/8). Bryan yang tewas ditembak oleh kelompok teroris Santoso. (ANTARA FOTO/Fiqman Sunan)
 
Makassar (ANTARA News) - Sebanyak 2.400 lebih personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri dikerahkan dalam pencarian jaringan teroris Santoso setelah terjadi kontak senjata pada Jumat, 15 Januari 2015 di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

"Jumlah personel gabungan yang mengejar jaringan teroris Santoso itu lebih dari 2.400 orang," ujar Kepala Biro Operasional Polda Sulteng Kombes Pol Herry Nahak di Makassar, Selasa.

Karo Ops yang ditemui saat mengikuti Rapat Pimpinan Di Kodam VII Wirabuana mengatakan, jumlah personel gabungan itu meliputi 1.500 orang Polisi dan 918 personel TNI.

Dia mengaku, jumlah personel gabungan ini akan menyisir wilayah di Pegunungan Tinobe, Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir serta Gunung Rorekatimbu, Kabupaten Poso, Sulteng.

Herry menuturkan jika personel yang ada saat ini kemungkinan masih akan bertambah lagi jika melihat wilayah pencaharian serta memaksimalkan perburuan.

"Untuk saat ini memang sebanyak itu jumlahnya yang mengejar kelompok Santoso ini. Kemungkinan jumlah personel akan ditambah, tapi kita lihat saja nanti perkembangannya," katanya.

Dalam pengejaran itu, dia menyebutkan jika data-data sementara yang dimiliki oleh anggota yakni hanya 38 orang dan itu berdasarkan data yang ditemukan di camp pelatihan Santoso.

"Sesuai dengan daftar yang didapatkan dalam camp pelatihannya itu. Jumlahnya memang 38 orang. Mengenai jumlah pastinya itu belum kita ketahui dan bisa saja lebih jika ada anggota barunya," katanya.

Kini, 38 anggota jaringan Santoso sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dan menjadi target pencarian operasi Tinongbala yang sudah dimulai sejak 10 Januari 2016.

Operasi ini, tutur Herry, akan terus dilanjutkan hingga 60 hari ke depan untuk mencari dan menangkap teroris jaringan Santoso. Untuk pencarian jaringan Santoso disebutkan cukup sulit karena luasnya hutan dan pegunungan yang menjadi tempat persembunyian teroris Santoso.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Polisi buru ratusan pengendara motor terobos Tol Ancol

Polisi buru ratusan pengendara motor terobos Tol Ancol

Polisi buru ratusan pengendara motor terobos Tol Ancol
Suasana lalu lintas di jalan tol dalam kota. (FOTO ANTARA/Zabur Karuru)
 
Jakarta (ANTARA News) - Petugas Polres Metro Jakarta Utara memburu pengendara sepeda motor yang menerobos pintu Tol Ancol Timur pada Minggu dini hari.

"Polisi meminta keterangan dari beberapa saksi untuk mengetahui kronologinya," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Mohammad Iqbal di Jakarta, Minggu.
Iqbal mengatakan petugas kepolisian dipimpin Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Polisi Susetio Cahyadi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP).

Selanjutnya, polisi akan menganalisa kamera tersembunyi guna mengidentifikasi pemotor yang menerobos pintu tol tersebut.

Sebelumnya, ratusan pemotor memaksa masuk pintu Tol Ancol Timur Jakarta Utara bahkan memukul petugas keamanan pada Minggu dini hari.

Aparat kepolisian yang mengendarai dua unit Patroli Jalan Raya (PJR) sempat menghentikan pemotor itu dan melepaskan tembakan namun pelaku melarikan diri.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top