-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Ribuan guru Kalbar unjuk rasa tuntut pencairan dana BOS

Ribuan guru Kalbar unjuk rasa tuntut pencairan dana BOS

Ribuan guru Kalbar unjuk rasa tuntut pencairan dana BOS
Ilustrasi--Ribuan guru honorer yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar aksi mogok dan unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (15/9). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Pontianak (ANTARA News) - Ribuan guru dari 14 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat pada Senin berdemonstrasi menuntut pemerintah provinsi segera mencairkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Para guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) itu melakukan aksi damai di depan gedung Kejaksaan Tinggi, Markas Kepolisian Daerah, Kantor Gubernur dan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Barat antara lain karena keterlambatan pemerintah provinsi mencairkan dana BOS mempengaruhi pembayaran gaji para guru honores di 14 kabupaten/kota.

"Kami berharap, Pemprov Kalbar segera mencairkan dana BOS yang sudah tiga bulan belum juga dicairkan," kata Koordinator Aksi Prof Dr H Samion H AR saat menyampaikan orasi di depan Gedung DPRD Kalimantan Barat di Pontianak.

Selain menuntut pencairan segera dana BOS, para guru juga mendesak pemerintah menghentikan kriminalisasi guru, meningkatkan tunjangan guru, dan mendesak pengangkatan guru honorer menjadi pegawai negeri sipil.

Dia mengatakan bahwa tanpa guru, tidak akan ada para polisi, jaksa, dan gubernur.

"Sehingga sudah seharusnya nasib kami para guru agar diperhatikan, apalagi sebentar lagi mau Lebaran, tetapi teman-teman kami yang statusnya honorer hingga kini belum gajian karena belum dicairkannya dana BOS," kata Samion.

Aksi para guru menyebabkan kemacetan lalu lintas kendaraan di sepanjang Jalan Ahmad Yani Pontianak.

Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Jokowi di Depan Ribuan Guru: Saya Bisa Jadi Presiden Berkat Kalian

Jokowi di Depan Ribuan Guru: Saya Bisa Jadi Presiden Berkat Kalian

Ray Jordan - detikNews
Jokowi di Depan Ribuan Guru: Saya Bisa Jadi Presiden Berkat Kalian  
Peringatan Hari Guru Nasional di Istora Senayan (Foto: Ray Jordan/detikcom)

Jokowi hadir di Gedung Istora, Senayan, Jakarta, Selasa (24/11/2015) sekitar pukul 10.00 WIB, Jokowi didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan.

Begitu masuk Istora, suasana riuh menyambut Jokowi. Ribuan guru yang kompak mengenakan pakaian atasan warna putih terlihat senang dengan kehadiran orang nomor satu di Indonesia itu.

Acara kemudian dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Beberapa penghargaan diberikan kepada para guru dalam acara ini. Salah satunya penyerahan Tanda Kehormatan Satya Lencana Pendidikan. Tanda kehormatan ini diberikan langsung oleh Jokowi kepada 10 orang guru yang berdedikasi dan berprestasi.

Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan, sesaat sebelum masuk ke dalam Istora Senayan, dia diberi tahu oleh Mendikbud Anies Baswedan soal kehadiran guru-gurunya di acara tersebut.
Presiden Jokowi (Jordan/detikcom)
"Waktu saya masuk, saya kaget dibisiki Menteri Pendidikan, Pak, dihadirkan di sini guru Bapak saat di SMP dan SMA," ujar Jokowi mengawali pidatonya.
Jokowi mengaku baru bersalaman dengan dua orang gurunya. Dia pun kemudian menyapa para gurunya yang lain dari atas panggung.

"Tadi yang saya salami seingat saya baru dua. Yang saya tahu, beliau guru Biologi saya. Karena sudah 40 tahun, mudah-mudahan enggak salah, namanya Bu Nurhayati. Silakan berdiri Bu, kata Jokowi. Ibu guru Jokowi ini kemudian berdiri dari bangku duduk peserta.

Jokowi kemudian bernosltagia, mencoba menyebut nama guru-gurunya yang lain. "Yang kedua, Bu Parmi Sarwoto. Yang lain ada guru SMA saya, tapi belum saya salami," kata Jokowi.
Guru Jokowi yang lain kemudian berdiri dari bangku hadirin. "Belum saya minta berdiri, sudah berdiri," canda Jokowi yang kemudian mengundang tawa seluruh tamu undangan.

"Saya ingat, yang paling sebelah sini adalah Pak Sudadi. Dulu guru Biologi saya juga. Kemudian ada Bu Sri Winarni. Yang saya ingat Bu Ning, guru Kimia saya. Dulu Kimia saya nilainya paling bagus. Kalau enggak percaya, tanya Bu Ning," kata Jokowi sambil tersenyum.
"Saya begini, karena guru-guru saya, bukan karena saya," tambah Jokowi.
(rjo/hri)
Pesan Anies saat Lepas Guru ke Papua, dari Jaga Kehormatan hingga Pacaran

Pesan Anies saat Lepas Guru ke Papua, dari Jaga Kehormatan hingga Pacaran

Bagus Kurniawan - detikNews

Pesan Anies saat Lepas Guru ke Papua, dari Jaga Kehormatan hingga Pacaran 
 (Foto: Bagus Kurniawan/detikcom) 
 
Yogyakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies R Baswedan mempunyai banyak pengalaman dalam mengelola program Indonesia Mengajar yang telah mengirimkan tenaga pengajar di berbagai daerah di Indonesia. Dia berpesan agar para guru penggerak yang dikirimkan ke Kabupaten Puncak, Papua untuk menjaga kehormatan dan menjauhi pacaran.

"Sebelum anda berangkat saya mau bertanya. Sudah siap berangkat," tanya Anies di hadapan sekitar 64 tenaga guru yang akan di tempatkan di 8 distrik di Kabupaten Puncak, Papua di Balairung, Universitas Gadjah Mada (UGM), Minggu (24/5/2015). Program ini merupakan kerjasama Pemerintah Kabupaten Puncak dengan Pokja Papua UGM.

Peserta menjawab serempak. "Siap".

Setelah itu, Anies kemudian mulai memberikan pesan. Pertama anda di sana akan jadi orang baru. "Betul enggak?" tanya Anies.

"Betul," kata peserta serempak.

Kalau menjadi orang baru, lanjut dia, ada dua hal. "Apa yang anda katakan pada saat hari pertama. Sebab hari pertama tidak ada duanya. Setelah itu tidak ada hari pertama lagi. Setelah itu tidak jadi orang baru lagi," kata Anies.

Kebaruan itu adalah sebuah peluang. Oleh karena para guru diminta memanfaatkan kebaruan. Anies menambahkan bahasa yang paling bisa diterima siapa saja dan di mana saja adalah tersenyum. Tersenyum adalah bahasa yang universal. Menurutnya begitu orang tersenyum, semuanya akan berubah. 

"Itu universal, kemana saja, ketemu siapa saja tersenyum. Itu bahasa universal yang bisa dipahami semuanya. Ingat anda ke sana untuk persahabatan, untuk memajukan bukan cari masalah," pesannya.

Anies berpesan agar "think like a stranger, act like a native" atau berpikir seperti orang asing, tapi bertindak keseharian seperti masyarakat di daerah itu. Jangan dibalik. Menurut dia, yang akan dilakukan di sana adalah untuk mengajar, kemudian menginspirasi baru menggerakkan. Setiap pendidik adalah seorang pemimpin.

"Namun kalau Anda tidak punya pengikut, itu bukan seorang leader atau pemimpin dan seorang pemimpin itu pasti ada yang mengikuti dengan sukarela," katanya

Dia juga bepesan agar jangan pernah berpikir untuk mendapatkan kehormatan. Namun yang harus dijaga adalah jaga nama baik semua yang bertugas, nama baik UGM dan lain-lain.

"Ini jangan dianggap sebagai pengorban tapi kehormatan untuk mencerdaskan bangsa," katanya

Anies sempat bertanya kepada peserta yang sebagian besar masih berusia muda. "Sudah punya pacar?" Ada peserta yang bilang sudah punya, tetapi juga ada yang menyatakan belum.

Menurutnya waktu dua tahun hendaknya digunakan untuk berkonsentrasi pada pengabdian. Waktu tersebut hendaknya tidak dihabiskan untuk aktivitas interpersonal.

"Ini pengalaman, jangan buang waktu itu untuk aktivitas semacam itu (pacaran-red). Ini pesan serius," ungkapnya.

Dia mengaku sudah berkali-kali atau berpengalaman menemukan hal-hal seperti itu. Sebab hal tersebut dirasakan paling mengganggu, kalau di sana hanya jadi pacaraan. Tetapi setelah pulang baru pacaran.

"Banyak kasus yang terjadi. Ingat hal itu akan dilihat berbeda oleh masyarakat. Karena ini usia muda dan natural tapi harus kelola dengan baik," pungkas Anies.

(bgs/try)
Wakili Indonesia, Guru SMP di Bantul Ini ke Amerika Presentasikan Metode Mengajar

Wakili Indonesia, Guru SMP di Bantul Ini ke Amerika Presentasikan Metode Mengajar

Edzan Raharjo - detikNews

Wakili Indonesia, Guru SMP di Bantul Ini ke Amerika Presentasikan Metode Mengajar
Yogyakarta - Muhammad Zulham(37), guru SMPN 1 Sedayu Bantul menjadi wakil Indonesia ke Amerika Serikat. Guru IPA ini, akan mempresentasikan karya metode mengajarnya dihadapan guru-guru diseluruh dunia.

Muhammad Zulham akan mempresentasikan metode mengajar yang ia terapkan di kelasnya di kampus Microsoft, Redmond, Washington, Amerika Serikat. Ia berangkat ke Amerika tanggal 26 April mendatang dan event dimulai tanggal 28 April-Mei 2015.

"Saya presentasikan kegiatan belajar di kelas saya yang menggunakan pembelajaran abad 21. Siswa-siswa saya latih menjadi ahli komunikasi untuk presentasi, bertanya dan menjawab," kata Muhammad Zulham disela distribusi naskah soal UN di GOR Amongrogo Yogyakarta, Sabtu(11/4/2015).

Dengan metode mengajar yang diterapkan di kelasnya, prestasi anak didiknya mengalami peningkatan. Para siswanya menjadi lebih berani untuk bertanya.

Metode mengajar yang diterapkan berawal dari anak didiknya yang kemampuan kognitifnya bagus, namun ketrampilan komunikasi kurang. Para siswa dinilai sangat rendah dalam menyampaikan pendapat, dan bahkan takut untuk berpendapat.

Untuk bisa menuju negara paman syam ini, Muhammad Zulham sebelumnya harus menjalani seleksi ketat. Dari seluruh Indonesia terdapat 15 guru yang diseleksi dengan berbagai tahapan. Yang akhirnya dikerucutkan menjadi 3 orang.

(fjr/fjr)
PGRI Temui Jokowi, Curhat Soal Sekolah Rusak Hingga Kurangnya Guru

PGRI Temui Jokowi, Curhat Soal Sekolah Rusak Hingga Kurangnya Guru

Mega Putra Ratya - detikNews

PGRI Temui Jokowi, Curhat Soal Sekolah Rusak Hingga Kurangnya Guru  
Foto: Ilustrasi 
 
Jakarta - Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.‎ PGRI menyampaikan dua persoalan, yakni persoalan guru dan pendidikan.

"Untuk masalah pendidikan kita minta pemerintah serius masalah pendidikan agar terpenuhi 8 standar pendidikan minimal terutama sarana dan prasarana," ujar Ketum PB PGRI Sulistyo di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta, Senin (6/4/2015).

Sulistyo mengatakan saat ini banyak sekolah rusak hingga rusak berat. Sarana dan prasarana juga termasuk akses menuju sekolah.

"Ada anak jatuh dari jembatan misal saat menuju sekolah. Hal ini disanggupi pemerintah meskipun diakui berat termasuk Pak Mendikbud yang ikut mendampingi tadi," imbuhnya.

PGRI juga meminta standar ‎pelayanan minimal seperti kurikulum, evaluasi pendidikan dan pembiayaan. Sampai saat ini menurut PGRI pendidikan kita masih jauh dari 8 standar yang disampaikan.

"PGRI menyampaikan kekurangan guru dan pemerintah akan melengkapi termasuk pemda, Kemen PAN dan Kemendagri agar kekurangan guru SD dicukupi. Kemudian guru honorer PGRI usulkan agar ada format penyelesaian guru honorer terutama aspek kepegawaian," tuturnya.

Atas berbagai hal yang disampaikan itu, menurut Sulistyo, Presiden Jokowi berjanji akan menyelesaikannya dalam waktu 3 tahun.

(mpr/jor)
Back To Top