-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Smartwatch Samsung berikutnya bernama "Solis"

Smartwatch Samsung berikutnya bernama "Solis"

Smartwatch Samsung berikutnya bernama
Seorang model memperlihatkan smartwatch Samsung Gear S2 ketika peluncuran di Jakarta, Rabu (2/12). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Jakarta (ANTARA News) - Samsung telah memberi kode Gear 2 dengan sebutan "Orbis", nama latin untuk lingkaran. Kini Samsung akan memberi kode untuk smartwatch berikutnya dengan nama "Solis" yang berarti matahari.

Hal itu berarti bahwa bentuk bulat dari smartwatch Gear tidak perlu diragukan lagi untuk arloji pintar Samsung mendatang.

Hal lain yang tidak berubah adalah sistem operasi. Informasi terkini menunjukkan bahwa smartwatch ini akan menjalankan sistem operasi milik Samsung, Tizen, dan tidak ada kabar yang menyebutkan akan ada versi Android.

Perangkat Gear S awalnya memiliki dua pilihan, Gear Live, namun generasi kedua smartwatch hanya menjalankan Tizen.

Selain nama kode, nomor model untuk Gear S3 dikenal dengan SM-R760, SM-R765, SM-R770, SM-R765V, dan SM-R765S. Dua harus versi terakhir diperkirakan adalah versi operator (Verizon dan Sprint), demikian GSM Arena.


Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016
20% Komponen Ponsel Samsung Cikarang Pakai Buatan Dalam Negeri

20% Komponen Ponsel Samsung Cikarang Pakai Buatan Dalam Negeri




Zulfi Suhendra - detikfinance
20% Komponen Ponsel Samsung Cikarang Pakai Buatan Dalam Negeri Pabrik Samsung di Cikarang, Jawa Barat (Foto: Zulfi/detikFinance)
 
Cikarang -PT Samsung Electronics Indonesia sudah mulai memproduksi 1 juta ponsel dan tablet per bulan di pabrik Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Sebanyak 20% dari produk ponsel dan tablet yang dibuat Samsung adalah asli buatan Indonesia.

"TKDN kami 20% tahun ini‎," kata Vice President Corporate Affairs Samsung Electronics Indonesia Lee ‎Kang Hyun di sela acara peresmian pabrik ponsel Samsung di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (16/6/2015).

TKDN yang dimaksud adalah tingkat kandungan dalam negeri yang bisa mencakup banyak hal termasuk tenaga kerja, perangkat keras juga perangkat lunak. Lee mengatakan, sesuai peraturan pemerintah yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) ponsel yang bereda di Indonesia harus mengandung 30% TKDN di tahun 2017.

"Peraturan TKDN sampai 2017 itu 30%. Nanti jadi 30%. Jadi begitu nanti itu sudah lengkap," tuturnya.
Namun Lee tidak menyebut secara rinci apa saja 20% TKDN yang dimaksud. "Ada hitung-hitungannya," jawabnya singkat.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, beberapa komponen lokal juga sudah bisa memasok kebutuhan industri ponsel di dalam negeri. ‎

"Nanti tahun 2017, TKDN-nya sudah 30% sesuai peraturan," jelas Saleh.
Di tempat terpisah, Dirjen Industri Logam Mesin dan Alat Elektronik, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, industri manufaktur di Indonesia sudah kompeten untuk memasok spesifikasi ponsel bermerek dunia seperti Samsung.

"Jadi kita bisa software, juga hardware-nya. Kalau hardware lebih kepada manufaktur seperti casing, mungkin baterai itu dimanufaktur di sini," tuturnya.
Terkait dengan TKDN 30% di tahun 2017 nanti, Putu mengatakan, nantinya ponsel-ponsel yang beredar di Indonesia spesifikasinya harus sesuai dengan jaringan 4G LTE, sesuai yang diamanatkan Kemenkominfo.
(zul/ang)

Back To Top