-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Sukardi Rinakit: Tim Komunikasi Presiden Bukan Juru Bicara

Sukardi Rinakit: Tim Komunikasi Presiden Bukan Juru Bicara

, CNN Indonesia
Sukardi Rinakit: Tim Komunikasi Presiden Bukan Juru Bicara Presiden Jokowi. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
 
Jakarta, CNN Indonesia -- Staf Khusus Presiden, Sukardi Rinakit, menyatakan Tim Komunikasi Presiden tidak akan menjalankan tugas layaknya juru bicara kepresidenan. Fungsi tim secara spesifik ialah membantu komunikasi publik Presiden Joko Widodo. Tim beranggotakan dua staf khusus presiden, yakni Sukardi Rinakit dan Teten Masduki.

"Kami membantu komunikasi publik Presiden. Tugas kami adalah melakukan 'update' berita terkini dan isu-isu strategis harian yang menjadi isu publik dan keprihatinan bersama. Jadi kami bukan juru bicara," ujar Sukardi.

Mantan tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla saat kampanye pemilihan presiden lalu itu mengatakan, timnya memberikan informasi soal berita terkini dan isu strategis harian kepada Presiden agar Jokowi selalu mendapat informasi terbaru mengenai perkembangan isu publik teranyar.

Hingga saat ini, menurut Sukardi, Presiden Jokowi masih menganggap para menterinya sebagai juru bicara. "Kebijakan Presiden sampai hari ini seluruh menteri adalah jubirnya karena mereka mengetahui langsung program kebijakan yang diambil dan progress implementasinya," kata Sukardi.

Pembentukan Tim Komunikasi Presiden dikemukakan oleh Sekretaris Kabinet Andi Widjojanto. Keputusan Presiden mengenai pembentukan tim tersebut juga sudah diterbitkan. (obs)
Sukardi Rinakit Akan Jadi Staf Mensesneg Bidang Politik dan Pers

Sukardi Rinakit Akan Jadi Staf Mensesneg Bidang Politik dan Pers

Mega Putra Ratya - detikNews

Sukardi Rinakit Akan Jadi Staf Mensesneg Bidang Politik dan Pers  
Foto: Ari Saputra 
 
Jakarta - Pengamat Politik sekaligus Direktur Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Sukardi Rinakit menolak jabatan Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan memilih menjadi staf khusus Mensesneg. Sukardi nantinya akan menjadi stafsus bidang politik dan pers.

"Bidang politik dan pers," ujar Mensesneg Pratikno saat dikonfirmasi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/4/2015).

‎Pratikno mengatakan surat keputusan untuk posisi tersebut sudah dia teken. Sukardi, lanjut Pratikno, akan bekerja secepatnya.

"Secepatnya," imbuhnya.

Ketika ditanya apakah Sukardi akan menjadi Juru Bicara Istana, Pratikno membantahnya.

"Nggak," kata mantan Rektor UGM ini.

Sebelumnya Sukardi menjelaskan alasan mengapa dirinya menolak jabatan Komut BTN dan lebih memilih menjadi staf mensesneg.

 "Salah satu tugas saya, bersama staf khusus lain, adalah ikut mempersiapkan pidato Presiden. Ini dunia saya," kata Sukardi dalam pesan singkat yang diterima detikcom, Minggu (5/4/2015) malam.
Seperti diketahui, Sukardi ditunjuk sebagai Komisaris Utama BTN pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BTN, 24 Maret 2015 lalu untuk menggantikan posisi Mardiasmo yang sekarang menjabat Wakil Menteri Keuangan. Namun ia menolak penunjukan itu.

"Saya tidak mau menerima posisi Komut BTN, karena sepengetahuan saya performa BTN sangat baik," ucap Sukardi menjelaskan alasan penolakannya.

"Kalau saya masuk (BTN); padahal hati saya tidak di situ dan saya bukan bankir (kepala saya kosong tanpa konsep soal perbankan) maka saya tidak akan produktif dan akhirnya hanya menjadi beban BTN. Dari sisi pemerintah, saya dianggap tepat di BTN untuk memastikan rakyat miskin mendapatkan akses perumahan dengan lebih mudah. Sehingga program sejuta rumah bisa sukses," sambung Sukardi.

(mpr/fjr)
Sukardi Rinakit Tolak Jabatan Komut BTN, Menteri Rini Cari Pengganti

Sukardi Rinakit Tolak Jabatan Komut BTN, Menteri Rini Cari Pengganti

Feby Dwi Sutianto - detikfinance
Sukardi Rinakit Tolak Jabatan Komut BTN, Menteri Rini Cari Pengganti
Jakarta -Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dipimpin Menteri Rini Soemarno, akan melakukan seleksi ulang guna mencari calon Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) baru. Ini dilakukan setelah Sukardi Rinakit menolak diangkat sebagai Komut BTN, seperti yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

"Iya akan dicari penggantinya," kata salah satu petinggi Kementerian BUMN kepada detikFinance, Senin (6/4/2015).

Soal tata cara pemilihan calon Komisaris Utama, Kementerian BUMN awalnya melakukan seleksi lewat CV (curriculum vitae) dan sejumlah rekomendasi yang masuk. Setelah itu baru dilakukan tatap muka atau cukup dengan komunikasi langsung.

Petinggi di Kementerian BUMN ini menyatakan, sudah dilakukan wawancara dengan Sukardi terkait pemilihan Komut BTN. Meski begitu, Komut BTN hasil RUPS masih harus diuji lagi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator lembaga keuanagn di Indonesia.
Secara terpisah, Sukardi mengakui, dirinya memang sudah beberapa kali dihubungi oleh Kementerian BUMN untuk konfirmasi terkait jabatan Komut BTN. Namun karena ada masalah dalam telepon selularnya, maka konfirmasi sulit dilakukan.

"Saya tidak mau menerima posisi Komut BTN karena sepengetahuan saya performa BTN sangat baik. Kalau saya masuk, padahal hati saya tidak di situ dan saya bukan bankir (kepala saya kosong tanpa konsep soal perbankan), maka saya tidak akan produktif dan akhirnya hanya menjadi beban BTN," jelas Sukardi dalam pesan singkatnya Minggu malam (5/4/2015).

"Dari sisi pemerintah, saya dianggap tepat di BTN untuk memastikan rakyat miskin mendapatkan akses perumahan dengan lebih mudah. Sehingga program sejuta rumah bisa sukses. Jadi positif sekali dan bukan bagi-bagi kue kekuasaan ke saya. Saya sudah bertemu Mensesneg Pak Pratikno, dan saya akan mendapat tugas khusus menjadi Staf Khusus Mensesneg. Salah satu tugas saya, bersama staf khusus lain, adalah ikut mempersiapkan pidato Presiden. Ini dunia saya," papar Sukardi.
(feb/dnl)
Sukardi Rinakit Tolak Komut BTN, Terima Jabatan Stafsus Mensesneg

Sukardi Rinakit Tolak Komut BTN, Terima Jabatan Stafsus Mensesneg

Herianto Batubara - detikNews

Sukardi Rinakit Tolak Komut BTN, Terima Jabatan Stafsus Mensesneg  
Sukardi Rinakit (Ari/detikFoto)
Jakarta - Pengamat Politik sekaligus Direktur Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Sukardi Rinakit menolak jabatan Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Ia mendapat tugas baru, yakni menjadi staf khusus Mensesneg.

Dijelaskan Sukardi, dirinya sudah bertemu dengan Mensesneg Pratikno. Ia mendapat tugas menjadi staf khusus Mensesneg.

"Salah satu tugas saya, bersama staf khusus lain, adalah ikut mempersiapkan pidato Presiden. Ini dunia saya," kata Sukardi dalam pesan singkat yang diterima detikcom, Minggu (5/4/2015) malam.

Seperti diketahui, Sukardi ditunjuk sebagai Komisaris Utama BTN pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BTN, 24 Maret 2015 lalu untuk menggantikan posisi Mardiasmo yang sekarang menjabat Wakil Menteri Keuangan. Namun ia menolak penunjukan itu.

"Saya tidak mau menerima posisi Komut BTN, karena sepengetahuan saya performa BTN sangat baik," ucap Sukardi menjelaskan alasan penolakannya.
"Kalau saya masuk (BTN); padahal hati saya tidak di situ dan saya bukan bankir (kepala saya kosong tanpa konsep soal perbankan) maka saya tidak akan produktif dan akhirnya hanya menjadi beban BTN. Dari sisi pemerintah, saya dianggap tepat di BTN untuk memastikan rakyat miskin mendapatkan akses perumahan dengan lebih mudah. Sehingga program sejuta rumah bisa sukses," sambung Sukardi.


(bar/imk)
Sukardi Rinakit Tolak Jabatan Komut BTN

Sukardi Rinakit Tolak Jabatan Komut BTN

Wahyu Daniel - detikfinance
Sukardi Rinakit Tolak Jabatan Komut BTN
Jakarta -Pengamat Politik sekaligus Direktur Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), yaitu Sukardi Rinakit, menolak jabatan Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).

Hal ini disampaikan Sukardi dalam pesan singkatnya yang diterima detikFinance, Jumat (3/4/2015).

"Sejak semula, saya tidak bisa menerima posisi Komisaris Utama BTN. Saya tidak mau menerima pekerjaan dengan tangan kosong," kata Sukardi.

Seperti diketahui, Sukardi ditunjuk sebagai Komisaris Utama BTN pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BTN, 24 Maret 2015 lalu.

Dalam RUPS itu diputuskan, Sukardi menggantikan posisi Mardiasmo yang sekarang menjabat Wakil Menteri Keuangan.
(dnl/dnl)
Back To Top