-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
UNHCR cari bantuan baru untuk pengungsi di Turki

UNHCR cari bantuan baru untuk pengungsi di Turki


Istanbul (ANTARA News) - Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk pengungsi (UNHCR) akan mencari sumber tambahan untuk Turki, penampung terbesar pengungsi di dunia, dan mendorong lebih lebih banyak pemukiman, kata kepala badan itu pada Sabtu.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi menyerukan "pemukiman besar-besaran" bagi pengungsi asal Suriah dan negara lain di Eropa untuk menampung ratusan ribu orang di tengah gerakan terbesar pengungsi sejak Perang Dunia II. 

"Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk membantu pemerintah Turki menemukan sumber tambahan bagi yang tinggal di sini di bawah perlindungan sementara untuk membuat hidup mereka sebaik yang kami bisa," Filippo Grandi, yang memimpin UNHCR pada bulan ini kepada wartawan di Istanbul.

"Kami akan bekerja pada unsur lain juga. Kami akan bekerja pada kesempatan pemukiman lebih banyak," katanya setelah bertemu dengan pengungsi di perkampungan dekat perbatasan Suriah dalam kunjungan pertamanya sebagai komisaris di lembaga tersebut. 


UNHCR saat ini mendukung Turki dengan barang-barang bantuan, pemantauan lapangan dan saran teknis.

Sekitar 10 persen dari 2,2 juta warga Suriah yang berlindung di Turki tinggal di kamp-kamp. Sisa perjuangan untuk memenuhi kebutuhan di kota-kota di seluruh negeri itu, sering bekerja secara ilegal untuk sebagian kecil dari upah minimum. 
Grandi memuji rencana Turki untuk memberlakukan lebih banyak izin kerja untuk beberapa pengungsi, menyebutnya sikap sangat berani dan penting. "Izin kerja akan membantu orang hidup lebih baik, apakah mereka akan tinggal di sini untuk waktu yang panjang atau singkat," katanya.

Jika tidak, pengungsi bergantung pada bantuan organisasi atau harus mengemis untuk mendapatkan uang, tambahnya.

Hanya 7.300 izin kerja telah dikeluarkan sampai saat ini, kata pejabat, tapi pemerintah berencana menawarkan lebih banyak izin kerja untuk mencegah pengungsi menyeberang secara gelap ke Eropa, kata seorang menteri pada pekan ini, di tengah tekanan Uni Eropa untuk mengurangi arus pendatang. Demikian laporan Reuters.
(Uu.M052/B002)
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
UNHCR: Sejuta lebih pengungsi ke Eropa

UNHCR: Sejuta lebih pengungsi ke Eropa

UNHCR: Sejuta lebih pengungsi ke Eropa
Anak-anak pengungsi asal Suriah dalam bus saat tiba di pelabuhan Piraeus, dekat Athena, Yunani, Kamis (8/10). (REUTERS/Yannis Behrakis)
 Tragisnya, lebih dari 3.700 orang anak kecil, perempuan dan pria tidak selamat ..."

Markas PBB, New York (ANTARA News) - Sejuta lebih pengungsi dan migran menyelamatkan diri ke Eropa melalui laut pada 2015, demikian laporan Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR), Rabu wakyu setempat (Kamis WIB).

Jumlah paling akhir, UNHCR mencatat ada 1.000.573 pengungsi dan migran telah mencapai Eropa pada 2015, terutama ke Yunani dan Italia, serta 84 persen dari mereka yang tiba di Eropa datang dari 10 negara utama di dunia "penghasil pengungsi".

Separuh dari mereka yang menyeberangi Laut Tengah pada 2015, menurut UNHCR, adalah orang Suriah yang menyelamatkan diri dari perang di negeri mereka, dan orang Afghanistan ada 20 persen dan orang Irak tujuh persen.

UNHCR juga melaporkan banyak pengungsi dan migran naik kapal "yang sangat tidak layak dan berbahaya" yang dioperasikan oleh penyelundup. Di antara mereka ada 3.735 orang hilang, dan diduga tenggelam hingga tewas.

"Lebih dari satu juta orang telah mendarat di berbagai pantai Eropa. Mereka melarikan diri dari perang dan penghukuman, dan mencari kehidupan yang lebih baik buat keluarga mereka," kata Vincent Cochetel, Direktor Biro UNHCR di Eropa, layaknya dikutip Xinhua.

Ia menimpali, "Tragisnya, lebih dari 3.700 orang anak kecil, perempuan dan pria tidak selamat dalam perjalanan penuh bahaya melalui laut dan harapan mereka untuk menjalani hidup baru punah bersama mereka."

Selain penyeberangan melalui laut, ia mengemukakan, jumlah yang diumumkan belum ini juga memperlihatkan sebanyak 34.000 orang lagi telah menyeberang dari Turki ke Bulgaria dan Yunani melalui darat, kata UNHCR.

Selain itu, UNHCR juga mencatat, orang yang kehilangan tempat tinggal akibat perang dan konflik saat ini berjumlah paling banyak di Barat dan Eropa Tengah sejak krisis Balkan pada 1990-an, saat konflik meletus di beberapa republik bekas Yugoslavia.
(Uu.C003)
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2015
UNHCR: Sejuta lebih pengungsi ke Eropa

UNHCR: Sejuta lebih pengungsi ke Eropa

UNHCR: Sejuta lebih pengungsi ke Eropa
Anak-anak pengungsi asal Suriah dalam bus saat tiba di pelabuhan Piraeus, dekat Athena, Yunani, Kamis (8/10). (REUTERS/Yannis Behrakis)
 Tragisnya, lebih dari 3.700 orang anak kecil, perempuan dan pria tidak selamat ..."

Markas PBB, New York (ANTARA News) - Sejuta lebih pengungsi dan migran menyelamatkan diri ke Eropa melalui laut pada 2015, demikian laporan Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR), Rabu wakyu setempat (Kamis WIB).

Jumlah paling akhir, UNHCR mencatat ada 1.000.573 pengungsi dan migran telah mencapai Eropa pada 2015, terutama ke Yunani dan Italia, serta 84 persen dari mereka yang tiba di Eropa datang dari 10 negara utama di dunia "penghasil pengungsi".

Separuh dari mereka yang menyeberangi Laut Tengah pada 2015, menurut UNHCR, adalah orang Suriah yang menyelamatkan diri dari perang di negeri mereka, dan orang Afghanistan ada 20 persen dan orang Irak tujuh persen.

UNHCR juga melaporkan banyak pengungsi dan migran naik kapal "yang sangat tidak layak dan berbahaya" yang dioperasikan oleh penyelundup. Di antara mereka ada 3.735 orang hilang, dan diduga tenggelam hingga tewas.

"Lebih dari satu juta orang telah mendarat di berbagai pantai Eropa. Mereka melarikan diri dari perang dan penghukuman, dan mencari kehidupan yang lebih baik buat keluarga mereka," kata Vincent Cochetel, Direktor Biro UNHCR di Eropa, layaknya dikutip Xinhua.

Ia menimpali, "Tragisnya, lebih dari 3.700 orang anak kecil, perempuan dan pria tidak selamat dalam perjalanan penuh bahaya melalui laut dan harapan mereka untuk menjalani hidup baru punah bersama mereka."

Selain penyeberangan melalui laut, ia mengemukakan, jumlah yang diumumkan belum ini juga memperlihatkan sebanyak 34.000 orang lagi telah menyeberang dari Turki ke Bulgaria dan Yunani melalui darat, kata UNHCR.

Selain itu, UNHCR juga mencatat, orang yang kehilangan tempat tinggal akibat perang dan konflik saat ini berjumlah paling banyak di Barat dan Eropa Tengah sejak krisis Balkan pada 1990-an, saat konflik meletus di beberapa republik bekas Yugoslavia.
(Uu.C003)
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Menlu: Pemulangan Pengungsi Rohingya Tunggu Verifikasi UNHCR

Menlu: Pemulangan Pengungsi Rohingya Tunggu Verifikasi UNHCR

M Iqbal - detikNews

Menlu: Pemulangan Pengungsi Rohingya Tunggu Verifikasi UNHCR
Jakarta - Indonesia bersedia menampung para pengungsi Rohingya selama satu tahun, sebelum mereka akan dipulangkan kembali ke negaranya. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, mengatakan proses pemulangan menunggu verifikasi United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

"Kita sudah persiapkan semua, tinggal melihat bagaimana kecepatan proses verifikasi yang dilakukan oleh UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees)," kata Menlu Retno usai rapat dengan komisi I di gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/6/2015).

Retno menjabarkan, ‎soal waktu satu tahun bagi pengungsi Rohingya itu adalah hasil 'join statement' dalam pertemuan Menlu RI, Malaysia dan Thailand tanggal 20 Mei di Putrajaya. Disepakati bahwa Indonesia dan Malaysia bersedia menyediakan penampungan selama setahun sampai masa pemulangan.

"Saya juga melakukan pertemuan empat mata pada tanggal 21 Mei (dengan Menlu Myanmar). Jadi dari Putrajaya saya langsung terbang untuk bertemu dengan beliau, dan di situ sudah ada kesepakataan yang sudah saya sampaikan," ujarnya.

Kesepakatan pertama, pemerintah Myanmar bersedia untuk melakukan langkah-langkah pencegahan keluarnya irreguler migrant dari wilayah mereka. Kedua, Myanmar siap bekerjasama dengan negara di kawasan dalam rangka mengatasi isu human trafficking.

Ketiga, kesepakatan untuk meminta kedutaannya melakukan visitasi konsuler ke tempat-tempat di mana Indonesia menampung mereka. Keempat, komitmen untuk membangun provinsi di mana orang-orang rohingya berada secara inklusif dan tidak diskriminatif.

"Jadi dari sekitar 1700 sekian orang (pengungsi) yang sekarang di Indonesia yang baru, 700 di antaranya adalah Bangladesh dengan arrangement yang kita lakukan dengan pemerintah Bangladesh. Berarti 700 sekian itu sudah akan dapat dikembalikan," papar mantan dubes Belanda itu.

"Isunya tinggal isu teknis, verifikasinya kapan selesai, kemudian mengenai pendanaannya. Untuk pendanaannya ini kita sudah bicara dengan IOM (International Organization for Migrantion) dan sebagainya," imbuh Retno.

Tak hanya itu, Retno juga mengatakan sudah berbicara dengan negara-negara Teluk soal upaya Indonesia mengelola para pengungsi di Indonesia. Semuanya mengapresiasi Indonesia menghadapi isu kemanusiaan tersebut.

"Mereka semua mengapresiasi langkah Indonesia untuk membantu secara kemanusiaan terhadap pengungsi tersebut, dan mereka siap untuk membantu apabila memang diperlukan," ucapnya.

(bal/fdn)
Back To Top