M Iqbal - detikNews
Jakarta - Indonesia bersedia
menampung para pengungsi Rohingya selama satu tahun, sebelum mereka akan
dipulangkan kembali ke negaranya. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi,
mengatakan proses pemulangan menunggu verifikasi United Nations High
Commissioner for Refugees (UNHCR).
"Kita sudah persiapkan semua, tinggal melihat bagaimana kecepatan proses verifikasi yang dilakukan oleh UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees)," kata Menlu Retno usai rapat dengan komisi I di gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/6/2015).
Retno menjabarkan, soal waktu satu tahun bagi pengungsi Rohingya itu adalah hasil 'join statement' dalam pertemuan Menlu RI, Malaysia dan Thailand tanggal 20 Mei di Putrajaya. Disepakati bahwa Indonesia dan Malaysia bersedia menyediakan penampungan selama setahun sampai masa pemulangan.
"Saya juga melakukan pertemuan empat mata pada tanggal 21 Mei (dengan Menlu Myanmar). Jadi dari Putrajaya saya langsung terbang untuk bertemu dengan beliau, dan di situ sudah ada kesepakataan yang sudah saya sampaikan," ujarnya.
Kesepakatan pertama, pemerintah Myanmar bersedia untuk melakukan langkah-langkah pencegahan keluarnya irreguler migrant dari wilayah mereka. Kedua, Myanmar siap bekerjasama dengan negara di kawasan dalam rangka mengatasi isu human trafficking.
Ketiga, kesepakatan untuk meminta kedutaannya melakukan visitasi konsuler ke tempat-tempat di mana Indonesia menampung mereka. Keempat, komitmen untuk membangun provinsi di mana orang-orang rohingya berada secara inklusif dan tidak diskriminatif.
"Jadi dari sekitar 1700 sekian orang (pengungsi) yang sekarang di Indonesia yang baru, 700 di antaranya adalah Bangladesh dengan arrangement yang kita lakukan dengan pemerintah Bangladesh. Berarti 700 sekian itu sudah akan dapat dikembalikan," papar mantan dubes Belanda itu.
"Isunya tinggal isu teknis, verifikasinya kapan selesai, kemudian mengenai pendanaannya. Untuk pendanaannya ini kita sudah bicara dengan IOM (International Organization for Migrantion) dan sebagainya," imbuh Retno.
Tak hanya itu, Retno juga mengatakan sudah berbicara dengan negara-negara Teluk soal upaya Indonesia mengelola para pengungsi di Indonesia. Semuanya mengapresiasi Indonesia menghadapi isu kemanusiaan tersebut.
"Mereka semua mengapresiasi langkah Indonesia untuk membantu secara kemanusiaan terhadap pengungsi tersebut, dan mereka siap untuk membantu apabila memang diperlukan," ucapnya.
(bal/fdn)

"Kita sudah persiapkan semua, tinggal melihat bagaimana kecepatan proses verifikasi yang dilakukan oleh UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees)," kata Menlu Retno usai rapat dengan komisi I di gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/6/2015).
Retno menjabarkan, soal waktu satu tahun bagi pengungsi Rohingya itu adalah hasil 'join statement' dalam pertemuan Menlu RI, Malaysia dan Thailand tanggal 20 Mei di Putrajaya. Disepakati bahwa Indonesia dan Malaysia bersedia menyediakan penampungan selama setahun sampai masa pemulangan.
"Saya juga melakukan pertemuan empat mata pada tanggal 21 Mei (dengan Menlu Myanmar). Jadi dari Putrajaya saya langsung terbang untuk bertemu dengan beliau, dan di situ sudah ada kesepakataan yang sudah saya sampaikan," ujarnya.
Kesepakatan pertama, pemerintah Myanmar bersedia untuk melakukan langkah-langkah pencegahan keluarnya irreguler migrant dari wilayah mereka. Kedua, Myanmar siap bekerjasama dengan negara di kawasan dalam rangka mengatasi isu human trafficking.
Ketiga, kesepakatan untuk meminta kedutaannya melakukan visitasi konsuler ke tempat-tempat di mana Indonesia menampung mereka. Keempat, komitmen untuk membangun provinsi di mana orang-orang rohingya berada secara inklusif dan tidak diskriminatif.
"Jadi dari sekitar 1700 sekian orang (pengungsi) yang sekarang di Indonesia yang baru, 700 di antaranya adalah Bangladesh dengan arrangement yang kita lakukan dengan pemerintah Bangladesh. Berarti 700 sekian itu sudah akan dapat dikembalikan," papar mantan dubes Belanda itu.
"Isunya tinggal isu teknis, verifikasinya kapan selesai, kemudian mengenai pendanaannya. Untuk pendanaannya ini kita sudah bicara dengan IOM (International Organization for Migrantion) dan sebagainya," imbuh Retno.
Tak hanya itu, Retno juga mengatakan sudah berbicara dengan negara-negara Teluk soal upaya Indonesia mengelola para pengungsi di Indonesia. Semuanya mengapresiasi Indonesia menghadapi isu kemanusiaan tersebut.
"Mereka semua mengapresiasi langkah Indonesia untuk membantu secara kemanusiaan terhadap pengungsi tersebut, dan mereka siap untuk membantu apabila memang diperlukan," ucapnya.
(bal/fdn)
Labels:
Menlu Retno,
Pengungsi Rohingya,
UNHCR
Thanks for reading Menlu: Pemulangan Pengungsi Rohingya Tunggu Verifikasi UNHCR . Please share...!
0 Komentar untuk "Menlu: Pemulangan Pengungsi Rohingya Tunggu Verifikasi UNHCR "