-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online

Ini Penjelasan Perwira Polri yang Dipukul Personel TNI AL di Bengkel Cafe

Nograhany Widhi K - detikNews

Jakarta - Pihak TNI AL mengatakan 2 perwira Polri, Kompol Teuku Arsya Khadafi dan Kompol Budi Hermanto terlihat seperti orang mabuk saat hendak diperiksa di Bengkel Cafe, membentak dan mengacungkan pistol ke aparat gabungan POM TNI AL sehingga dipukul. Kompol Budi Hermanto membantah keras keterangan pihak TNI AL.

"Saya selama 15 tahun dinas, tidak pernah membawa senjata api ke mana pun saya pergi. Kemudian yang kedua, laptop kami masih terbuka, kami lagi kerja," jelas Kompol Budi Hermanto saat dihubungi detikcom, Minggu (8/2/2015).

Budi menambahkan tuduhan mabuk, buang narkoba semua itu semua tidak benar.

"Diminta tes urine pagi. Saya sudah tes urine di Dokkes Polda (Polda Metro Jaya), itu untuk proses penyidikan laporan ke polisi juga. Saya membantah, selama 15 tahun saya dinas, tak pernah membawa senjata api ke mana pun. Bahkan senpi itu ada di dalam tas, dan itu dirampas, tidak keluar (senpinya)," jelas Budi.

Ditegaskan Budi, tas yang di dalamnya berisi senjata api itu adalah milik Kompol Teuku Arsya Khadafi. Kompol Arsya sempat tarik menarik tas dengan personel TNI AL itu hingga talinya putus.

Budi membenarkan bahwa cincin emas Bulgary milik Arsya hilang. "Iya itu cincin sampai detik ini hilang benar. Kami minta di sana, nggak ada yang mengakui. Kami tarik-tarikan tas sampai putus talinya," jelas Budi.

"Kami diajak keliling. Harusnya kan membawa SOP, menyerahkan ke Provoost Polri. Ini kita diajak keliling, ke X2, Kemang, subuh baru sampai di POMAL. Ini pengeroyokan, perampasan, udah kaya rampok ini," cetusnya.

 Rekan Budi, Arsya, sekarang masih dirawat di suatu rumah sakit. Budi pun berencana melaporkan personel TNI AL itu karena diperlakukan tidak wajar. Laporan akan dilakukan ke Mabes POMAL.

"Sudah visum di rumah sakit, sudah tes urine, sudah ambil keterangan saksi-saksi lain. Kami diperlakukan nggak wajar, pamen dikeroyok 30 orang. Saya pamen lho, ngapain saya bawa senjata? 15 Tahun berdinas, tidak pernah bawa senjata ke mana-mana. Saya sangat membantah keterangan Kadispen (Kadispen AL Laksma Manahan Simorangkir). Kita akan laporan ke Mabes POMAL, dalam waktu dekat,"
tegas Budi.

Budi menyayangkan kehadiran kolonel AL itu malah memprovokasi anggota. Padahal, bawahan kolonel itu sudah sudah berbicara dengan Budi dan rekannya dan dianggap selesai.

"Hadirnya kolonel di dalam situ membuat anggota terprovokasi. Seorang kolonel seharusnya punya wibawa," tandas dia.

Sedangkan dihubungi terpisah, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto membenarkan perihal Kompol Arsya yang kehilangan cincin.

"Iya itu memang cincin kawin Arsya. Waktu diborgol tangannya merasa ada yang melepas cincinnya, semua barang-barangnya Arsya kan diambil sama mereka. Waktu udah di POM TNI waktu ditanya mana cincin Arsya, mereka mengatakan tidak ada cincin. Bahkan mereka katakan kita juga bisa beli cincin sendiri," jelas Heru saat dikonfirmasi.

Sebelumnya, Kadispen TNI AL Laksma Manahan Simorangkir punya penjelasan soal kasus penganiayaan 2 perwira Polri saat ada razia gabungan antara POM TNI AL dan Propam Polri di Bengkel Cafe di SCBD, Jakarta, Jumat (6/2) dini hari.

 Menurut Manahan, Kompol Teuku Arsya Khadafi dan Kompol Budi Hermanto membentak dan mengacungkan pistol saat hendak diperiksa. Saat itu POM TNI AL dan Propam Polri melakukan razia gabungan atas perintah Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko.

"Mereka seperti orang mabuk karena mereka seolah-olah tidak peduli dengan situasi. Kalau normal kan bisa tahu ada operasi dan koordinasi sama kita," kata Manahan saat dihubungi detikcom via telepon, Minggu (8/2/2015).

Saat hendak diperiksa, 2 perwira Polri itu tak mau menunjukkan identitas. Setelah ditangkap, mereka baru mengaku sebagai anggota Polri.

"Setelah ditangkap, mereka baru bilang Polri. Kita sempat ajukan saran untuk tes urine tapi mereka nggak mau. Kita ada kok bukti-bukti, foto lengkap," ucap Manahan. Menurutnya, selain 2 perwira itu, ada juga orang-orang lain yang dijaring petugas gabungan.

"Nggak apa-apa kalau memang tugas, tapi kenapa nggak ngaku. Mereka laporannya cuma berdua, kalau kita ada 48 orang karena memang lagi operasi. Ada dari Propam juga, kita memang lagi penegakan ketertibakan gabungan," ujar Manahan.

Manahan membenarkan adanya pemukulan terhadap 2 perwira polisi itu. Namun hal tersebut terpaksa dilakukan karena petugas razia gabungan membela diri.

"Pemukulan membela diri karena mereka mengacungkan pistol. Mereka membentak saat diperiksa, dan mengacungkan pistol sehingga petugas membela diri. Akhirnya diamankan. Lalu dilaksanakan koordinasi dengan Polri dan diserahkan ke kesatuannya. Saya ingin meluruskan, nggak ada kok kita gimana-gimana sama Polri. Orang kita langsung koordinasi dengan Polri," imbuh Manahan.

 (nwk/nrl)
Labels: DKI Jakarta

Thanks for reading Ini Penjelasan Perwira Polri yang Dipukul Personel TNI AL di Bengkel Cafe. Please share...!

0 Komentar untuk "Ini Penjelasan Perwira Polri yang Dipukul Personel TNI AL di Bengkel Cafe"

Back To Top