Mulya Nurbilkis - detikNews
Jakarta - Berdasarkan survei produsen oli Castrol yang menuangkannya dalam Castrol Magnetec Stop-Start index, Ibukota DKI Jakarta dinobatkan sebagai kota paling macet di dunia. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun mengakui hal tersebut.
"Mau terima tidak terima, kenyataannya begitu," ujar JK saat dimintai komentarnya di kantor Wapres Jalan Medan Merdeka Utara, Jakpus, Kamis (5/2/2015).
Untuk menanggapi hasil survei tersebut, JK pun mengatakan Indonesia harus memperbaikinya sehingga tidak dinobatkan kembali sebagai kota termacet sedunia. Perbaikan yang dinilai cukup penting disebut JK adalah dengan mempercepat proyek Mass Rapid Transportation (MRT) seperti yang tengah digarap di Jalan MH Thamrin.
"Reaksi, harus diperbaiki. Jalan Thamrin kan dipercepat pembangunan itu. Cuma itu saja, pembangunan public transport dan itu saja 45 triliun itu," kata pria asal Makassar tersebut.
Menurut JK, pembangunan MRT saja tak cukup untuk mengurangi masalah macet di Ibukota. Ia pun mengatakan pembangunan transportasi publik lainnya diperlukan dalam hal ini.
"Harus ditambah. Kita harus punya 85 kilo baru safe jakarta ini. Gabungan antara subway, light train dan sebagainya. Kira- itu 85 kilo. Kita telat," JK menjelaskan.
Tak hanya itu, pembangunan proyek jalan disebut JK perlu diperhatikan antara masing-masing lembaga. Dengan begitu, tidak ada lagi tumpang tindih yang terjadi dan menyebabkan terhambatnya pembangunan.
"PU hanya memperbaiki jalan nasional. Kalau jalan di Jakarta ini hampir semuanya tugas DKI. Di sini semua tanggung jawab, jadi tidak tumpang tindih," tegas JK.
Meskipun Jakarta dinobatkan sebagai kota termacet, JK tidak merasa khawatir turis yang akan datang ke Indonesia berkurang. Sebab menurutnya, para turis biasanya justru pergi mencari destinasi wisata ke daerah di luar Jakarta.
"Wisatawan tidak ke Jakarta kan. Lebih banyak ke luar daerah. Di Bali, di Batam. Tidak ke Jakarta. Yang ke Jakarta itu lebih banyak bisnis," tutup mantan Ketum Golkar tersebut.
Survei yang dilakukan Castrol untuk tahun 2014 melibatkan kota-kota besar yang ada di seluruh dunia. Castrol menghitung jumlah berapa kali di kota itu kendaraan melakukan start-stop (berjalan dan berhenti) per tahunnya. Data didapatkan dari data GPS pengguna Tomtom di seluruh dunia.
Hasilnya, di Jakarta 1 mobil dalam setahun bisa mengalami 33.240 stop-start yang berarti dalam setahun, mobil bisa 'endut-endutan' dalam kemacetan sebanyak 33.240 kali. Jakarta pun menjadi kota yang paling macet di seluruh dunia.
Hasil survei itu menunjukkan Jakarta adalah kota paling macet. Di Jakarta 1 mobil dalam setahun bisa mengalami . Jadi dalam setahun mobil bisa endut-endutan dalam kemacetan sebanyak 33.240 kali. (Baca juga: Jakarta, Kota Paling Macet di Seluruh Dunia)
Kendaraan pun mengalami masa idling (diam tak bergerak) terlama di seluruh dunia. Di Indonesia total waktu idling adalah 27,22 persen. Itu artinya dari keseluruhan waktu berkendara, 27 persennya habis terjebak dalam kemacetan.
Posisi kedua kota termacet di dunia setelah Jakarta menurut survei Castrol diduduki oleh Istanbul, Turki, dan yang ketiga adalah Mexico City. Kota termacet di dunia keempat lagi-lagi disandang oleh kota yang ada di Indonesia, yaitu Surabaya dengan total 29.880 stop-start.
(ear/mpr)
Foto: Ilustrasi macet
"Mau terima tidak terima, kenyataannya begitu," ujar JK saat dimintai komentarnya di kantor Wapres Jalan Medan Merdeka Utara, Jakpus, Kamis (5/2/2015).
Untuk menanggapi hasil survei tersebut, JK pun mengatakan Indonesia harus memperbaikinya sehingga tidak dinobatkan kembali sebagai kota termacet sedunia. Perbaikan yang dinilai cukup penting disebut JK adalah dengan mempercepat proyek Mass Rapid Transportation (MRT) seperti yang tengah digarap di Jalan MH Thamrin.
"Reaksi, harus diperbaiki. Jalan Thamrin kan dipercepat pembangunan itu. Cuma itu saja, pembangunan public transport dan itu saja 45 triliun itu," kata pria asal Makassar tersebut.
Menurut JK, pembangunan MRT saja tak cukup untuk mengurangi masalah macet di Ibukota. Ia pun mengatakan pembangunan transportasi publik lainnya diperlukan dalam hal ini.
"Harus ditambah. Kita harus punya 85 kilo baru safe jakarta ini. Gabungan antara subway, light train dan sebagainya. Kira- itu 85 kilo. Kita telat," JK menjelaskan.
Tak hanya itu, pembangunan proyek jalan disebut JK perlu diperhatikan antara masing-masing lembaga. Dengan begitu, tidak ada lagi tumpang tindih yang terjadi dan menyebabkan terhambatnya pembangunan.
"PU hanya memperbaiki jalan nasional. Kalau jalan di Jakarta ini hampir semuanya tugas DKI. Di sini semua tanggung jawab, jadi tidak tumpang tindih," tegas JK.
Meskipun Jakarta dinobatkan sebagai kota termacet, JK tidak merasa khawatir turis yang akan datang ke Indonesia berkurang. Sebab menurutnya, para turis biasanya justru pergi mencari destinasi wisata ke daerah di luar Jakarta.
"Wisatawan tidak ke Jakarta kan. Lebih banyak ke luar daerah. Di Bali, di Batam. Tidak ke Jakarta. Yang ke Jakarta itu lebih banyak bisnis," tutup mantan Ketum Golkar tersebut.
Survei yang dilakukan Castrol untuk tahun 2014 melibatkan kota-kota besar yang ada di seluruh dunia. Castrol menghitung jumlah berapa kali di kota itu kendaraan melakukan start-stop (berjalan dan berhenti) per tahunnya. Data didapatkan dari data GPS pengguna Tomtom di seluruh dunia.
Hasilnya, di Jakarta 1 mobil dalam setahun bisa mengalami 33.240 stop-start yang berarti dalam setahun, mobil bisa 'endut-endutan' dalam kemacetan sebanyak 33.240 kali. Jakarta pun menjadi kota yang paling macet di seluruh dunia.
Hasil survei itu menunjukkan Jakarta adalah kota paling macet. Di Jakarta 1 mobil dalam setahun bisa mengalami . Jadi dalam setahun mobil bisa endut-endutan dalam kemacetan sebanyak 33.240 kali. (Baca juga: Jakarta, Kota Paling Macet di Seluruh Dunia)
Kendaraan pun mengalami masa idling (diam tak bergerak) terlama di seluruh dunia. Di Indonesia total waktu idling adalah 27,22 persen. Itu artinya dari keseluruhan waktu berkendara, 27 persennya habis terjebak dalam kemacetan.
Posisi kedua kota termacet di dunia setelah Jakarta menurut survei Castrol diduduki oleh Istanbul, Turki, dan yang ketiga adalah Mexico City. Kota termacet di dunia keempat lagi-lagi disandang oleh kota yang ada di Indonesia, yaitu Surabaya dengan total 29.880 stop-start.
(ear/mpr)
Labels:
DKI Jakarta
Thanks for reading Jakarta Dinobatkan Jadi Kota Termacet Sedunia, JK: Kenyataannya Begitu . Please share...!
0 Komentar untuk "Jakarta Dinobatkan Jadi Kota Termacet Sedunia, JK: Kenyataannya Begitu "