Dhani Irawan - detikNews
Jakarta - Beredar kabar jika calon tunggal Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan akan dibatalkan pelantikannya. Nama-nama baru pun bermunculan. Sekali lagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadapi dilema dalam memutuskan pucuk pimpinan Mabes Polri tersebut.
Politisi NasDem Taufik Basari berkicau melalui akun Twitter-nya @taufikbasari mengenai hal tersebut. Taufik menyebut bahwa presiden bisa merujuk pada visi misi Jokowi-JK yang telah termaktub dalam Nawacita.
"Komitmen memastikan sinergi antara Kapolri, Kejagung dan KPK penting untuk menjadi pertimbangan utama memilih Kapolri. Kapolri terpilih harus mampu membangun sinergi itu, antara KPK dengan Kapolri harus bisa bekerjasama dengan baik," tulis Taufik Basari seperti dikutip, Jumat (6/2/2015).
Taufik menyebut apabila Kapolri terpilih nantinya berseberangan dengan KPK maka komitmen itu tidak akan terlaksana. Jadi alangkah baiknya apabila Jokowi memilih Kapolri yang bisa bahu membahu memberantas korupsi dengan KPK dan Kejagung.
"Kalau Kapolri nantinya dalam posisi tidak welcome dengan KPK maka sinergi menjadi sulit terbangun, komitmen tidak terlaksana. Karena itu carilah calon Kapolri yang bisa bekerjasama bahu membahu dengan KPK dan Kejagung untuk memberantas korupsi," ucap Taufik.
Selain itu, Taufik juga menyoroti rekening gendut yang kini disematkan pada Komjen Budi yang tengah disidik KPK. Dalam Nawacita, Jokowi menulis komitmennya untuk zero toleran terhadap pencucian uang.
"Komitmen sikap zero toleran terhadap pencucian uang harus ditunjukkan Jokowi dengan mencalonkan Kapolri yang bebas dari catatan merah PPATK dan KPK. Zero toleran itu berarti tidak membuka ruang sedikitpun terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya rekening tidak wajar. Zero toleran itu berarti menjadikan faktor bersih dari catatan PPATK menjadi pertimbangan utama dalam mencalonkan pejabat publik," papar Taufik.
Lebih lanjut lagi, Taufik menyebut bahwa Jokowi harus benar-benar teliti melihat rekam jejak calon Kapolri serta melihat bagaimana prestasinya. Dengan demikian, rujukan Nawacita tersebut bisa menjadi pedoman yang paling kuat yang bisa digunakan Jokowi untuk menghentikan kegaduhan saat ini.
Seperti diketahui, sudah ada beberapa nama calon yang beredar yaitu Wakapolri Komjen Badrodin Haiti, Kabareskrim Komjen Budi Waseso, Komjen Putut Eko Bayuseno, dan Komjen Dwi Priyatno.
(dha/mpr)
Politisi NasDem Taufik Basari berkicau melalui akun Twitter-nya @taufikbasari mengenai hal tersebut. Taufik menyebut bahwa presiden bisa merujuk pada visi misi Jokowi-JK yang telah termaktub dalam Nawacita.
"Komitmen memastikan sinergi antara Kapolri, Kejagung dan KPK penting untuk menjadi pertimbangan utama memilih Kapolri. Kapolri terpilih harus mampu membangun sinergi itu, antara KPK dengan Kapolri harus bisa bekerjasama dengan baik," tulis Taufik Basari seperti dikutip, Jumat (6/2/2015).
Taufik menyebut apabila Kapolri terpilih nantinya berseberangan dengan KPK maka komitmen itu tidak akan terlaksana. Jadi alangkah baiknya apabila Jokowi memilih Kapolri yang bisa bahu membahu memberantas korupsi dengan KPK dan Kejagung.
"Kalau Kapolri nantinya dalam posisi tidak welcome dengan KPK maka sinergi menjadi sulit terbangun, komitmen tidak terlaksana. Karena itu carilah calon Kapolri yang bisa bekerjasama bahu membahu dengan KPK dan Kejagung untuk memberantas korupsi," ucap Taufik.
Selain itu, Taufik juga menyoroti rekening gendut yang kini disematkan pada Komjen Budi yang tengah disidik KPK. Dalam Nawacita, Jokowi menulis komitmennya untuk zero toleran terhadap pencucian uang.
"Komitmen sikap zero toleran terhadap pencucian uang harus ditunjukkan Jokowi dengan mencalonkan Kapolri yang bebas dari catatan merah PPATK dan KPK. Zero toleran itu berarti tidak membuka ruang sedikitpun terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya rekening tidak wajar. Zero toleran itu berarti menjadikan faktor bersih dari catatan PPATK menjadi pertimbangan utama dalam mencalonkan pejabat publik," papar Taufik.
Lebih lanjut lagi, Taufik menyebut bahwa Jokowi harus benar-benar teliti melihat rekam jejak calon Kapolri serta melihat bagaimana prestasinya. Dengan demikian, rujukan Nawacita tersebut bisa menjadi pedoman yang paling kuat yang bisa digunakan Jokowi untuk menghentikan kegaduhan saat ini.
Seperti diketahui, sudah ada beberapa nama calon yang beredar yaitu Wakapolri Komjen Badrodin Haiti, Kabareskrim Komjen Budi Waseso, Komjen Putut Eko Bayuseno, dan Komjen Dwi Priyatno.
(dha/mpr)
Labels:
Nasdem,
Taufik Basari
Thanks for reading Pak Jokowi, Carilah Kapolri yang Siap Kerjasama dengan KPK dan Kejagung . Please share...!
0 Komentar untuk "Pak Jokowi, Carilah Kapolri yang Siap Kerjasama dengan KPK dan Kejagung "