-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online

Buruh Turun ke Jalan Tuntut Upah Naik 32%, Ini Kata Pengusaha

Wiji Nurhayat - detikfinance
Buruh Turun ke Jalan Tuntut Upah Naik 32%, Ini Kata Pengusaha
Jakarta -Hari ini meski libur nasional, ribuan buruh memilih tetap turun ke jalanan Ibu kota Jakarta untuk merayakan May Day 1 Mei 2015. Mereka menyampaikan beberapa ‎tuntutan, salah satunya kembali meminta kenaikan upah hingga 32%.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengungkapkan daripada buruh turun ke jalan, sebaiknya buruh lebih melakukan kegiatan lain yang lebih produktif.

Menurutnya peringatan Hari Buruh atau May Day seharusnya diisi dengan kegiatan kegiatan yang lebih positif yang dapat meningkatkan SDM dan motivasi kerja para buruh.

"Dari pada turun ke jalan, orasi, kumpul kumpul dengan biaya yang tidak sedikit, akan lebih baik dirayakan di masing-masing perusahaan dengan melakukan kegiatan yang lebih produktif seperti seminar, dialog/talkshow, lomba seni dan olahraga atau sejenis capacity building yang mampu menyemangati dan meningkatkan produktivitas para buruh atau pekerja kita," tuturnya kepada detikFinance, Jumat (1/05/2015).

Sarman mengatakan peringatan May Day tahun ini harusnya dijadikan sebagai momentum mengevalusi kelemahan-kelemahan para buruh di Indonesia untuk memperbaiki kualitas sehingga mampu bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara ASEAN lainnya.
"Kurang lebih 7 bulan lagi kita akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimana salah satu yang akan diterapkan adalah kebebasan keluar masuknya tenaga kerja terampil di semua Negara ASEAN," tambahnya.
Ia bertanya apakah buruh Indonesia sudah siap bersaing dengan tenaga kerja dari Negara ASEAN lainnya yang sudah siap masuk ke Indonesia?

 Bagi Sarman apabila para buruh atau pekerja Indonesia tidak mewaspadai hal ini sangat mengkhawatirkan tenaga kerja Indonesia yang akan menjadi penonton di negeri sendiri.

"Tenaga kerja di Thailand, Filipina, Kamboja, Myanmar dan lain-lain sudah akan siap masuk ke Indonesia dengan kompetensi dan keterampilan yang sudah mumpuni. Bahkan mereka sudah belajar bahasa Indonesia dan budaya Indonesia ini merupakan ancaman serius bagi tenaga kerja kita," tuturnya.

Tenaga kerja di Indonesia menurut Sarman hampir 93% masih di dominasi lulusan sekolah dasar dan menengah. Hanya sekitar 7% yang berpendidikan diploma dan sarjana.

Sehingga harapannya pemerintah, pelaku usaha, serikat pekerja dan buruh sendiri harus bersama sama meningkatkan SDM tenaga kerja kita sehingga memiliki daya saing dan mampu mengisi pangsa kerja bukan saja di dalam negeri tapi juga di Negara ASEAN lainnya.

Selain pendidikan dan kompetensi, kelemahan-kelemahan tenaga kerja di Indonesia harus ditingkatkan antara lain masalah produktivitas,kemampuan mempergunakan computer/IT,kemampuan berbahasa Inggris serta sikap dan perilaku kerja.

Data dari ASEAN Organization Productivity menyebutkan bahwa bahwa dari 1.000 tenaga kerja Indonesia hanya 4,3% yang memiliki keterampilan, masih di bawah Filipina yang mencapai 8,2%, Malaysia 32.6% bahkan Singapura mencapai 34,7%.

Disamping inisiatif dan program pemerintah dalam meningkatkan SDM tenaga kerja,kesadaran dari buruh/pekerja itu sendiri untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensinya secara mandiri sesuatu yang sangat diharapkan.

"Kompetensi yang dimiliki akan menjadi dasar untuk menerima gaji yang lebih baik, semakin baik kompetensi dan keterampilannya maka otomatis akan semakin baik juga gaji dan tunjangan yang didapatkan. Ke depan tidak akan mungkin lagi kenaikan gaji atau UMP hanya karena desakan demontrasi turun kejalan akan tetapi ke kenaikan gaji atau UMP akan dilihat dari keterampilan yang dimiliki tenaga kerja itu sendiri," jelas Sarman.

(wij/hen)
Labels: Buruh, Ini Kata Pengusaha, May Day, Tuntut Upah Naik 32%

Thanks for reading Buruh Turun ke Jalan Tuntut Upah Naik 32%, Ini Kata Pengusaha. Please share...!

0 Komentar untuk "Buruh Turun ke Jalan Tuntut Upah Naik 32%, Ini Kata Pengusaha"

Back To Top