Prins David Saut - detikNews
Kathmandu, - Namanya Meiky Fredianto.
Dokter ini memilih meninggalkan praktiknya di Yogyakarta ketika
mendapatkan kesempatan berangkat ke Nepal membantu korban gempa.
Hari pertama ia ditugaskan di RS Kantipur pada Senin(4/5) kemarin, Meiky langsung menangani 6 pasien.
"Operasi kemarin lancar tanpa ada kendala, karena ada kerjasama yang baik antara dokter di Kathmandu dengan kita," kata Meiky kepada detikcom di Kathmandu, Nepal, Selasa (5/5/2015).
Meiky mengkoordinasikan 9 dokter lainnya di rumah sakit yang banyak memiliki pasien korban gempa tersebut.
Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada ini menangani 2 pasien yang dioperasi persendian kakinya yang patah, 1 pasien patah tulang tarsal dan 1 pasien yang mengalami patah tulang jari kaki.
"1 Pasien dengan fraktur tulang selangka dijadwalkan dioperasi hari ini. Dilakukan penanganan konservatif dengan di-gips karena kondisi patahnya relatif masih baik," ujar dokter ahli orthopaedic surgery tersebut.
Meiky juga menangani korban gempa yang mengalami trauma sebanyak 15 orang warga Nepal. Dokter yang biasa berpraktik di RS JIH Yogyakarta itu mengaku alasannya meninggalkan kenyamanan Yogya untuk menolong korban gempa Nepal adalah karena ia punya pengalaman dari bencana alam di kota gudeg tersebut.
"Secara saya orang Yogya, dulu juga pernah merasa terkena musibah yang sama, dan saat itu juga kita butuh pertolongan. Merasa sesama manusia yang lagi terkena musibah pasti butuh pertolongan, dan yang saya punya cuma keahlian di bidang saya ini," ucap Meiky.
Meiky bersama 9 dokter lainnya kini beranjak kembali bertugas di RS Kantipur untuk memeriksa dan melakukan operasi terhadap sejumlah korban gempa. Ia pun kerap mengunjungi bangsal-bangsal pasien korban gempa untuk mengobrol dan membuat mereka tersenyum.
Gempa yang terjadi pada 24 April ini berkekuatan 7,9 SR. Korban jiwa mencapai lebih dari 7.000 orang, sementara korban luka-luka menyentuh angka lebih dari 150 ribu orang. Ratusan orang masih hilang akibat gempa tersebut, di antara yang hilang itu ada 6 WNI.
(vid/fdn)
Hari pertama ia ditugaskan di RS Kantipur pada Senin(4/5) kemarin, Meiky langsung menangani 6 pasien.
"Operasi kemarin lancar tanpa ada kendala, karena ada kerjasama yang baik antara dokter di Kathmandu dengan kita," kata Meiky kepada detikcom di Kathmandu, Nepal, Selasa (5/5/2015).
Meiky mengkoordinasikan 9 dokter lainnya di rumah sakit yang banyak memiliki pasien korban gempa tersebut.
Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada ini menangani 2 pasien yang dioperasi persendian kakinya yang patah, 1 pasien patah tulang tarsal dan 1 pasien yang mengalami patah tulang jari kaki.
"1 Pasien dengan fraktur tulang selangka dijadwalkan dioperasi hari ini. Dilakukan penanganan konservatif dengan di-gips karena kondisi patahnya relatif masih baik," ujar dokter ahli orthopaedic surgery tersebut.
Meiky juga menangani korban gempa yang mengalami trauma sebanyak 15 orang warga Nepal. Dokter yang biasa berpraktik di RS JIH Yogyakarta itu mengaku alasannya meninggalkan kenyamanan Yogya untuk menolong korban gempa Nepal adalah karena ia punya pengalaman dari bencana alam di kota gudeg tersebut.
"Secara saya orang Yogya, dulu juga pernah merasa terkena musibah yang sama, dan saat itu juga kita butuh pertolongan. Merasa sesama manusia yang lagi terkena musibah pasti butuh pertolongan, dan yang saya punya cuma keahlian di bidang saya ini," ucap Meiky.
Meiky bersama 9 dokter lainnya kini beranjak kembali bertugas di RS Kantipur untuk memeriksa dan melakukan operasi terhadap sejumlah korban gempa. Ia pun kerap mengunjungi bangsal-bangsal pasien korban gempa untuk mengobrol dan membuat mereka tersenyum.
Gempa yang terjadi pada 24 April ini berkekuatan 7,9 SR. Korban jiwa mencapai lebih dari 7.000 orang, sementara korban luka-luka menyentuh angka lebih dari 150 ribu orang. Ratusan orang masih hilang akibat gempa tersebut, di antara yang hilang itu ada 6 WNI.
Foto: Istimewa
(vid/fdn)
0 Komentar untuk "Dokter Ini Tinggalkan Praktik di Yogya Demi Bantu Korban Gempa Nepal "