-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online

Pergumulan Sastra dan Internet Lahirkan Bakat Muda

, CNN Indonesia
Pergumulan Sastra dan Internet Lahirkan Bakat Muda Ilustrasi buku. (JamesDeMers/Pixabay)
 
Jakarta, CNN Indonesia -- Andina Dwifatma sudah lama ingin ikut Ubud Writers and Readers Festival (UWRF). Namun bertahun-tahun terlewatkan tanpa bisa berkontribusi karena ia tak punya karya. Akhirnya, Andin punya "senjata".

Karyanya Semusim, dan Semusim Lagi memenangi sayembara menulis novel yang diadakan Dewan Kesenian Jakarta tahun 2012. Novel itu pun diterbitkan oleh salah satu penerbit besar setahun kemudian. Tahun ini, Andin akhirnya mendaftar UWRF sesuai mimpinya.

"Novel pertama saya kirimkan, itu pun sudah mepet deadline," ujar Andin saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (7/5). Setelah menunggu hampir tiga bulan, Andin dihubungi panitia UWRF. Karyanya masuk daftar penulis terpilih.

Menurut keterangan pers yang diterima CNN Indonesia, Andin adalah satu dari 16 penulis muda yang dibiayai menghadiri UWRF dan karyanya bakal diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris serta masuk dalam sebuah antologi.

 "Kami akan ikut diskusi panel, debat, petikan karyanya dijadikan antologi. Kalau kumcer, salah satu cerita pendeknya yang diambil. Karena saya novel, jadi diambil 10 halaman saja," ujar Andin menerangkan dengan antusias.

Ia dan 15 penulis lain menyisihkan 595 penulis dari 168 kota di Indonesia. Penulis Eka Kurniawan, M. Aan Mansyur, dan Ketut Yuliarsa yang memilihnya. Menariknya, penulis-penulis yang dipilih merupakan talenta baru.

Banyak generasi muda yang sudah mulai menggarap ranah sastra yang terkesan serius serta "tua". Bahkan, kata Andin, dari 16 penulis yang terpilih ada yang masih berusia 18 tahun. Namun ia percaya, tulisan yang bagus bisa dihasilkan siapa pun, tak peduli umur.

"Anak muda bukan hanya bagus menulis, tapi juga menceritakan hal yang berbeda," kata Andin, menuturkan kelebihan generasi muda. Apalagi anak muda sekarang punya selera membaca yang apik. Semua buku dilahap.

Menurutnya, itu yang perlu dilakukan seseorang yang ingin terjun ke dunia sastra. Harus banyak membaca buku bagus. Bukan hanya karya sastrawan Indonesia, tetapi juga dunia.

"Kadang masalah bahasa jadi halangan tersendiri. Seharusnya itu tidak menjadi barrier kita," tuturnya menyarankan.

Aan Mansyur, kurator Makassar International Writers memuji banyaknya bakat baru yang dimiliki Indonesia. "Mereka umumnya mampu menemukan cara ungkap yang lebih segar dengan referensi kuat dari para penulis dunia yang mereka baca," ucapnya dalam keterangan pers.

Baginya, keakraban dengan internet adalah kelebihan generasi sekarang. Dunia maya menawarkan bacaan yang beragam. "Dari sana, terlihat mereka memiliki keberanian untuk menjelajah cara-cara baru untuk mereka gunakan menulis," tutur penulis Melihat Api Bekerja.

Ditambahkan Ketut Yuliarsa, sastrawan Bali, naskah dari generasi muda yang masuk seleksi UWRF bertambah. Tema, aliran, dan gaya penulisan pun beragam. Mulai masalah kesehatan, lingkungan, sampai seksualitas.

Itu membuktikan, penulis muda Indonesia lebih berani mengungkap dan menelusuri kehidupan.

Penulis-penulis itulah yang nantinya akan menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam UWRF 2015 yang digelar di Ubud, Bali, 28 Oktober hingga 1 November mendatang. UWRF mengusung tema "17.000 Islands of Imagination", sama seperti yang diusung Indonesia saat menjadi tamu kehormatan Frankfurt Book Fair.

UWRF merupakan ajang berkumpulnya para penulis baik dari dalam maupun luar negeri.

(rsa/rsa)
Labels: Pergumulan Sastra dan Internet, Pustaka

Thanks for reading Pergumulan Sastra dan Internet Lahirkan Bakat Muda. Please share...!

0 Komentar untuk "Pergumulan Sastra dan Internet Lahirkan Bakat Muda"

Back To Top