-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online

Antisipasi Bentrok TNI-Polri Tak Terulang, Tuntaskan Hingga ke Akar Masalah

Ikhwanul Khabibi - detikNews
 Antisipasi Bentrok TNI-Polri Tak Terulang, Tuntaskan Hingga ke Akar Masalah 
Foto: Fajrian

 Jakarta - Akhir-akhir ini intensitas bentrokan antara anggota TNI-Polri dan sesama anggota TNI serta anggota Polri semakin meningkat. Untuk mengantisipasi agar masalahnya tidak terulang kembali, harus ada keseriusan dari masing-masing komandan level tertinggi sampai terendah untuk menuntaskannya hingga ke akar masalahnya.

Jika hanya sekedar dipertemukan antaranggota yang bertikai, namun tidak dicari akar masalahnya, hanya masalah waktu kejadian yang sama akan terulang kembali. Perdamaian yang melibatkan komandannya dianggap semu dan sekedar formalitas saja.

"Masyarakat sudah jenuh melihat anggota TNI-Polri bentrok. Apa pun alasan, tidak bisa ditolerir. Kesannya mereka yang terlibat dalam bentrokan tersebut tidak pernah mau belajar dari pengalaman teman-temannya sesama anggota TNI-Polri. Sehingga kejadian yang sama berulang kembali," tegas pengamat militer dan kepolisian Aqua Dwipayana pada Senin (13/7/2015) menanggapi kejadian akhir-akhir ini yang melibatkan sejumlah anggota TNI-Polri di berbagai daerah di Indonesia.

Terakhir Markas Satuan Brimob Polda Jateng Detasemen A Pelopor Subden 2 Jalan Kumudasmoro Gisikdrono, Semarang Barat, hari Minggu (12/7) dini hari kemarin didatangi ratusan anggota Penerbad Semarang bersenjata. Akibatnya dua orang anggota Brimob terluka  dalam insiden tersebut.

Sementara itu, dari informasi yang diperoleh, insiden dipicu salah paham antara dua orang anggota Penerbad dan lima orang yang mengaku Brimob di kompleks ATM BRI jalan Abdur Rahman Saleh. Pihak kepolisian juga masih mendalami apakah lima orang tersebut semuanya oknum Brimob.

Menurut Aqua yang sudah memotivasi ratusan ribu anggota TNI-Polri di seluruh Indonesia dan belasan negara, semua bentrokan yang selama ini terjadi antara anggota TNI-Polri disebabkan masalah komunikasi. Ironisnya diawali dengan hal-hal sepele dan remeh-temeh.

Hal tersebut disebabkan anggota TNI-Polri yang terlibat bentrok tidak dapat mengendalikan dirinya masing-masing. Egonya menunjukkan lebih hebat dari yang lainnya. Padahal kenyataannya tidak demikian.

"Ironisnya bentrokan yang terjadi selalu melibatkan banyak anggota TNI-Polri. Dengan alasan jiwa korsa, mereka membantu teman-temannya dan melakukan pengeroyokan dan penyerangan terhadap lawannya. Setelah kejadian dan menimbulkan korban termasuk ada yang tewas, biasanya baru mereka menyesal dan minta maaf," lanjut pakar komunikasi ini.
Aqua mengamati selama ini banyak bentrokan antaranggota TNI-Polri yang tidak dituntaskan hingga akar masalahnya. Akibatnya seperti bom waktu yang setiap saat bisa meledak dan menimbulkan dampak negatif yang luar biasa. Tidak hanya merugikan TNI-Polri sebagai institusi tetapi juga masyarakat terutama yang tinggal di daerah sekitar tempat keributan.

Akibat perkelahian yang umumnya menggunakan senjata tajam dan senjata api, menimbulkan rasa takut dan trauma pada sebagian masyarakat yang berada di tempat kejadian perkara saat bentrokan itu berlangsung.

Kandidat doktor Komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung ini melihat akibat tidak tuntasnya hingga ke akar masalah menyelesaikan bentrokan tersebut, membuat kejadiannya berulang. Salah satu contohnya adalah di Batam, Kepulauan Riau, antara anggota Brimob versus anggota TNI AD.

Melihat berbagai kejadian perkelahian antaranggota TNI-Polri, Aqua menyarankan kepada para komandan di dua institusi tersebut terutama pada Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Pol Badrodin Haiti agar jika ada kejadian serupa, membiasakan menuntaskan hingga akar masalahnya.

"Lakukan investigasi yang mendalam dan menyeluruh dengan melibatkan wakil dari pihak-pihak yang bertikai dan independen. Tanyai satu-persatu secara detil para anggota yang terlibat bentrok. Paling utama adalahnya menanyakan motivasi dan targetnya. Itu dilakukan secara profesional tanpa ada tekanan," tambah anggota Dewan Pakar Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) ini.

Dengan melakukan investigasi secara mendalam dan menyeluruh, lanjut Aqua maka akan diketahui akar dari masalah sehingga bentrokan itu terjadi. Setelah itu dicarikan solusi penyelesaiannya.

Dalam pengamatan mantan anggota Tim Pakar Seleksi Menteri detikcom ini, pada level pimpinan yang umumnya perwira, mulai dari perwira pertama, perwira menengah, hingga perwira tinggi, mereka kompak dan gampang komunikasinya. Sehingga di level ini jarang sekali ada bentrokan.

"Biasanya perkelahian itu terjadi di level di bawahnya yakni bintara dan tamtama. Di jajaran TNI-Polri prajurit berpangkat itu jumlahnya lebih banyak dibandingkan pangkat perwira. Selain itu biasanya penugasan mereka di garda depan. Sehingga potensi ketemu antarprajurit dari berbagai kesatuan sangat besar. Jika tidak bisa sama-sama menahan diri, masalah sepele dan remeh-temeh jadi besar dan menyeret-nyeret kesatuannya," pungkas Aqua yang sangat sedih setiap melihat ada prajurit TNI-Polri yang bentrok.



(Hbb/Hbb)
Labels: Bentrok TNI-Polri, Tuntaskan Hingga ke Akar Masalah

Thanks for reading Antisipasi Bentrok TNI-Polri Tak Terulang, Tuntaskan Hingga ke Akar Masalah. Please share...!

0 Komentar untuk "Antisipasi Bentrok TNI-Polri Tak Terulang, Tuntaskan Hingga ke Akar Masalah"

Back To Top