"Apa nggak salah? Sekarang pusat belanja banyak menampung tenaga kerja," kata Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan kepada detikFinance, Sabtu (11/7/2015).
Di saat ekonomi lesu, Pusat Perbelanjaan bisa menjadi salah satu penampung dan penyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Satu pusat perbelanjaan saja, setidakya bisa menyerap 6.000 tenaga kerja.
Selain mampu menjadi penampung tenaga kerja, pusat perbelanjaan bisa sebagai wadah menampung poroduk-produk lokal.
"Industri dalam negeri seperti produk fashion hingga food and beverage lokal mau dijual ke mana? Nggak bisa semua dijual di pasar rakyat," ujarnya.
Sebelumnya, di acara Presiden Jokowi menjawab tantangan ekonomi yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Jokowi mengatakan, saat ini pertumbuhan ekonomi dengan geliat kredit konsumsi sudah tak seimbang. Ia menggarisbawahi soal kredit konsumsi kendaraan bermotor dan pembangunan untuk konsumtif seperti mal yang berlebihan.
"Misalnya kredit bank tumbuh 20% tapi pertumbuhan ekonomi tumbuh 5-6%. Kredit konsumsi, seperti untuk motor, mobil menurut saya sudah berlebihan. Spekulasi properti membangun pusat perbelanjaan, mal, dan rumah mewah, kita harus mulai hati-hati, sekali lagi hati-hati," katanya.
(feb/rrd)
Labels:
Anggap Mal Sudah Kebanyakan,
Ini Tanggapan Pengelola,
Jokowi
Thanks for reading Jokowi Anggap Mal Sudah Kebanyakan, Ini Tanggapan Pengelola. Please share...!
0 Komentar untuk "Jokowi Anggap Mal Sudah Kebanyakan, Ini Tanggapan Pengelola"