Novi Christiastuti - detikNews
(Reuters)
Taipei - Penyelidikan jatuhnya pesawat TransAsia Airways di Taiwan mengerucut pada faktor human error. Saat satu mesin pesawat mati di udara, pilot malah mematikan mesin lainnya yang masih berfungsi.
Laporan akhir penyelidikan kecelakaan ini akan dirilis ke publik pada Kamis (2/7) besok. Demikian disampaikan seorang sumber yang memahami langsung penyelidikan insiden ini seperti dilansir Reuters, Rabu (1/7/2015),
Menurut sumber ini, laporan itu berisi data-data yang menunjukkan pesawat jenis turboprop ATR 72-600 ini mati mesin di udara, dan jatuh sesaat setelah mesin pesawat yang masih berfungsi baik dimatikan secara manual.
Laporan yang akan dirilis oleh Otoritas Keselamatan Penerbangan Taiwan ini juga fokus pada operasi penerbangan, air traffic control, cuaca dan kelayakan udara di sekitar pesawat serta faktor-faktor lainnya, saat kejadian pada 4 Februari lalu. Pihak TransAsia menolak untuk mengomentari laporan ini.
Namun, masih belum diketahui pasti mengapa pilot mematikan mesin yang masih berfungsi, hingga berujung pada jatuhnya pesawat dan tewasnya 43 orang. Sumber lainnya menuturkan dengan jelas kepada Reuters, bahwa faktor human error mungkin berada di balik jatuhnya pesawat ini.
"Pilot membuat kesalahan di sini. Yang membuat insiden ini semakin luar biasa dan sangat disayangkan, ada kesalahan yang terjadi meskipun ada tiga pilot di dalam kokpit," tutur sumber yang enggan disebut identitasnya.
"Itulah mengapa fokus penyelidikan dipersempit pada pilot dan pelatihan pilot di maskapai TransAsia," imbuhnya.
Pesawat jenis turboprop ini sebenarnya masih mampu mengudara meskipun satu mesinnya mati. Namun kesalahan pilot berujung petaka. Dari 58 penumpang dan awak yang ada di dalam pesawat, hanya 15 orang yang selamat.
(nvc/ita)
Laporan akhir penyelidikan kecelakaan ini akan dirilis ke publik pada Kamis (2/7) besok. Demikian disampaikan seorang sumber yang memahami langsung penyelidikan insiden ini seperti dilansir Reuters, Rabu (1/7/2015),
Menurut sumber ini, laporan itu berisi data-data yang menunjukkan pesawat jenis turboprop ATR 72-600 ini mati mesin di udara, dan jatuh sesaat setelah mesin pesawat yang masih berfungsi baik dimatikan secara manual.
Laporan yang akan dirilis oleh Otoritas Keselamatan Penerbangan Taiwan ini juga fokus pada operasi penerbangan, air traffic control, cuaca dan kelayakan udara di sekitar pesawat serta faktor-faktor lainnya, saat kejadian pada 4 Februari lalu. Pihak TransAsia menolak untuk mengomentari laporan ini.
Namun, masih belum diketahui pasti mengapa pilot mematikan mesin yang masih berfungsi, hingga berujung pada jatuhnya pesawat dan tewasnya 43 orang. Sumber lainnya menuturkan dengan jelas kepada Reuters, bahwa faktor human error mungkin berada di balik jatuhnya pesawat ini.
"Pilot membuat kesalahan di sini. Yang membuat insiden ini semakin luar biasa dan sangat disayangkan, ada kesalahan yang terjadi meskipun ada tiga pilot di dalam kokpit," tutur sumber yang enggan disebut identitasnya.
"Itulah mengapa fokus penyelidikan dipersempit pada pilot dan pelatihan pilot di maskapai TransAsia," imbuhnya.
Pesawat jenis turboprop ini sebenarnya masih mampu mengudara meskipun satu mesinnya mati. Namun kesalahan pilot berujung petaka. Dari 58 penumpang dan awak yang ada di dalam pesawat, hanya 15 orang yang selamat.
(nvc/ita)
0 Komentar untuk "Ternyata! TransAsia Jatuh Usai Pilot Matikan Mesin yang Berfungsi"