Foto: Rachman Haryanto
Grobogan - Pemerintah pusat dan daerah berupaya melakukan langkah antisipasi kekeringan ke sawah dengan melakukan pengairan bergilir dari waduk. Bahkan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mineral Jawa Tengah juga mengerahkan anggota TNI dan Polri untuk mencegah pencurian air saat dilakukan pengairan bergilir.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mineral Jawa Tengah, Prasetyo Budi Yuwono saat mendampingi Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mudijadi saat kunjungan ke Waduk Kedung Ombo, Grobogan.
Prasetyo mengatakan modus pencurian air yang dilakukan yaitu saat pengairan bergilir, ada saja pihak yang mencuri air saat jatahnya sudah selesai dan harus menunggu giliran selanjutnya. Biasanya dilakukan saat malam hari.
"Jadi misal empat hari dialiri kemudian gantian, ternyata masih ada yang mencuri, jadi alirannya dibelokkan lagi ke daerahnya," kata Prasetyo kepada detikcom, Sabtu (1/8/2015).
Wilayah yang masih rawan pencurian air antara lain di Grobogan-Demak. Oleh sebab itu pihaknya membentuk pengawalan yang terdiri dari Perkumpulan Petani Air, Camat, TNI, dan Polri.
"Dari unsur sumber daya air, ditambah aparat keamanan agar malam-malam tidak dicolongi airnya, jadi kerahkan pengamanan di daerah yang rawan konflik air. Alhamdulillah kasus per kasus teratasi," tegasnya.
Sementara itu Mudjadi mengatakan untuk mengatasi krisis air, ia mengimbau agar petani berhemat dengan meminimalisir jaringan irigasi agar tidak terbuang percuma. Selain itu agar tidak memaksakan menanam padi di masa-masa kering ini.
"Ini musim kering, harus meminimalisir kebocoran irigasi sehingga air tidak terbuang percuma. Kita juga harus review, kaji ulang masa tanamnya, kalau tidak bisa tanam padi di kemarau ya tidak usah tanam," tegas Mudjadi.
Meski demikian pemerintah pusat sudah berusaha melakukan berbagai antisipasi. Selain irigasi bergilir, dikerahkan juga bantuan droping air dan mengerahkan ratusan pompa air.
(alg/imk)
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mineral Jawa Tengah, Prasetyo Budi Yuwono saat mendampingi Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mudijadi saat kunjungan ke Waduk Kedung Ombo, Grobogan.
Prasetyo mengatakan modus pencurian air yang dilakukan yaitu saat pengairan bergilir, ada saja pihak yang mencuri air saat jatahnya sudah selesai dan harus menunggu giliran selanjutnya. Biasanya dilakukan saat malam hari.
"Jadi misal empat hari dialiri kemudian gantian, ternyata masih ada yang mencuri, jadi alirannya dibelokkan lagi ke daerahnya," kata Prasetyo kepada detikcom, Sabtu (1/8/2015).
Wilayah yang masih rawan pencurian air antara lain di Grobogan-Demak. Oleh sebab itu pihaknya membentuk pengawalan yang terdiri dari Perkumpulan Petani Air, Camat, TNI, dan Polri.
"Dari unsur sumber daya air, ditambah aparat keamanan agar malam-malam tidak dicolongi airnya, jadi kerahkan pengamanan di daerah yang rawan konflik air. Alhamdulillah kasus per kasus teratasi," tegasnya.
Sementara itu Mudjadi mengatakan untuk mengatasi krisis air, ia mengimbau agar petani berhemat dengan meminimalisir jaringan irigasi agar tidak terbuang percuma. Selain itu agar tidak memaksakan menanam padi di masa-masa kering ini.
"Ini musim kering, harus meminimalisir kebocoran irigasi sehingga air tidak terbuang percuma. Kita juga harus review, kaji ulang masa tanamnya, kalau tidak bisa tanam padi di kemarau ya tidak usah tanam," tegas Mudjadi.
Meski demikian pemerintah pusat sudah berusaha melakukan berbagai antisipasi. Selain irigasi bergilir, dikerahkan juga bantuan droping air dan mengerahkan ratusan pompa air.
(alg/imk)
Labels:
Cegah Pencurian Air,
Pemprov Jateng Kerahkan Anggota TNI dan Polri
Thanks for reading Cegah Pencurian Air, Pemprov Jateng Kerahkan Anggota TNI dan Polri. Please share...!
0 Komentar untuk "Cegah Pencurian Air, Pemprov Jateng Kerahkan Anggota TNI dan Polri"