Predikat petugas partai itu yang nyata-nyata menghadapkan Jokowi pada posisi pelik semacam ini. Jika Jokowi tak memaksakan nama Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri seperti usul salah seorang elite KIH, tentu persoalan tak akan senjelimet ini. Kini di saat polemik KPK-Polri semakin panas, sang presiden malah melawat ke luar negeri.
Jokowi yang sempat dikabarkan akan mengumumkan pembatalan pelantikan Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri sebelum pergi ke luar negeri pun mengubah segalanya. Jokowi kemudian berujar akan menyelesaikan semuanya pasca proses praperadilan Komjen Budi tuntas. Ya, Jokowi memilih menjalankan saran KIH yang bertemu dengannya sehari sebelum terbang keliling ASEAN.
Di saat rakyat menantikan keputusan tegas sang presiden, Jokowi malah melenggang pergi. Kritik kepada presiden fenomenal itu pun mengalir deras bak air terjun Niagara yang terkenal itu.
Tak heran sejumlah kalangan masyarakat, bahkan relawan Jokowi sendiri mulai mendorong pembentukan partai baru untuk sang presiden. Meski wacana itu dianggap sebagian elite PDIP sebagai upaya memperkeruh suasana dan menjauhkan Jokowi dengan PDIP dan Ketum Megawati Soekarnoputri.
Namun nyatanya tak sedikit masyarakat yang mendorong Jokowi keluar dari PDIP. Barangkali desakan itu tak berlebihan, apalagi disampaikan masyarakat yang tak berpikir politik, semata-mata hanya ingin seorang presiden yang hanya tunduk kepada rakyat dan konstitusi, seperti janji Presiden Jokowi yang tercatat dalam nawacita yang digemborkan di era kampanye Pilpres silam.
Lantas apakah Jokowi berani mengambil langkah ekstrim meninggalkan PDIP?
Cerita politik yang menarik pernah terjadi kala Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meninggalkan Partai Gerindra setelah ia sukses menjadi Wakil Gubernur DKI pendamping Jokowi. Ahok yang tak ingin disetir partai kini semakin eksis menjadi Gubernur DKI setelah Jokowi melenggang ke Istana Negara. Apakah Jokowi berani mengambil langkah seperti Ahok itu?
"Apa tidak sebaiknya Jokowi tiru cara Ahok untuk keluar dari partai karena dengan begitu dia mudah untuk bergerak apalagi sudah dapat dukungan dari Prabowo dan KMP, so dia bisa bergerak bebas," kata pengamat politik Universita Paramadina, Hendri Satrio, Jumat (6/1/2015).
Namun keluar dari PDIP memang tak menyelesaikan persoalan. Apalagi sempat ada desas-desus PDIP dan KIH menarik dukungan bahkan menarik menteri. Jika itu terjadi perlu antisipasi politik yang tak simpel. Tentu urusan njelimet begitu sudah piawai dipikirkan oleh Jokowi yang meski terlihat diam namun punya naluri politik yang lihai.
"Mungkin juga partai baru, apalagi banyak juga orang di sekitar Jokowi non parpol. Tapi partai baru bisa berguna di 2019," katanya.
Sementara itu Jokowi harus tetap kuat di parlemen agar tidak ditekan DPR. "Tapi dengan membuat partai baru artinya Jokowi naik kelas dari petugas partai menjadi elite partai," katanya.
Wacana seperti ini menarik namun tentu tak semudah membalik telapak tangan. Adapun opsi lainnya adalah Jokowi mengambil alih PDIP dari tangan Ketum Megawati di Kongres mendatang. Persoalannya, apa Jokowi punya nyali?
(van/erd)
Labels:
Presiden Jokowi
Thanks for reading Berandai Jokowi Ikuti Keberanian Ahok . Please share...!
0 Komentar untuk "Berandai Jokowi Ikuti Keberanian Ahok "