Nala Edwin - detikNews
Jakarta - Sebuah pameran mengenai Pangeran Diponegoro diselenggarakan di Galeri Nasional, Gambir, Jakarta Pusat. Salah satu pusaka yang dipamerkan adalah Kyai Cokro. Tongkat panjang ini memiliki bentuk cakra di bagian atasnya.
"Tongkat ini sebenarnya dibuat sekitar abad 16 untuk Sultan Demak, dan bukan dibuat untuk khusus untuk Pangeran Diponegoro," kata Sejarahwan Peter Carey, yang telah melakukan penelitian panjang mengenai Pangeran Dipenogoro, kepada detikcom, Jumat (6/2/2015).
Peter menjelaskan, tongkat ini diberikan pada seseorang rakyat biasa kepada Pangeran Diponegoro pada sekitar tahun 1815, sekitar sepuluh tahun sebelum perang Jawa dimulai pada 1825. "Mungkin rakyat ini sudah melihat kalau Diponegoro akan menjadi pemimpin," katanya.
Tongkat ini kemudian dipakai Diponegoro saat melakukan peziarahan di berbagai wilayah di Jawa. "Tapi Cakra di ujung tongkat ini cukup tajam, jadi bisa juga digunakan untuk membela diri," katanya.
Tongkat ini kemudian bisa dirampas pada 1829, lalu setelah berpindah-pindah tangan akhirnya dibawa ke Belanda. "Tongkat ini kemudian dibawa ke Belanda," katanya.
Peter mengatakan, keturunan keluarga pemilik tongkat ini kemudian mencari tahu asal muasal tongkat tersebut. Malahan mereka pernah berkirim surat mengenai tongkat tersebut pada Peter. Setelah diteliti ternyata benda ini adalah tongkat Kyai Cokro milik Diponegoro.
"Sebab itulah tongkat ini bisa dipamerkan di sini," katanya.
(nal/try)
"Tongkat ini sebenarnya dibuat sekitar abad 16 untuk Sultan Demak, dan bukan dibuat untuk khusus untuk Pangeran Diponegoro," kata Sejarahwan Peter Carey, yang telah melakukan penelitian panjang mengenai Pangeran Dipenogoro, kepada detikcom, Jumat (6/2/2015).
Peter menjelaskan, tongkat ini diberikan pada seseorang rakyat biasa kepada Pangeran Diponegoro pada sekitar tahun 1815, sekitar sepuluh tahun sebelum perang Jawa dimulai pada 1825. "Mungkin rakyat ini sudah melihat kalau Diponegoro akan menjadi pemimpin," katanya.
Tongkat ini kemudian dipakai Diponegoro saat melakukan peziarahan di berbagai wilayah di Jawa. "Tapi Cakra di ujung tongkat ini cukup tajam, jadi bisa juga digunakan untuk membela diri," katanya.
Tongkat ini kemudian bisa dirampas pada 1829, lalu setelah berpindah-pindah tangan akhirnya dibawa ke Belanda. "Tongkat ini kemudian dibawa ke Belanda," katanya.
Peter mengatakan, keturunan keluarga pemilik tongkat ini kemudian mencari tahu asal muasal tongkat tersebut. Malahan mereka pernah berkirim surat mengenai tongkat tersebut pada Peter. Setelah diteliti ternyata benda ini adalah tongkat Kyai Cokro milik Diponegoro.
"Sebab itulah tongkat ini bisa dipamerkan di sini," katanya.
(nal/try)
Labels:
Kisah Pusaka Diponegoro
Thanks for reading Kisah Tongkat Pusaka Kyai Cokro Milik Pangeran Diponegoro . Please share...!
0 Komentar untuk "Kisah Tongkat Pusaka Kyai Cokro Milik Pangeran Diponegoro "