Di Indonesia, yang punya produksi batu bara per tahun mencapai 458 juta ton, justru 300 juta ton diekspor.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Working Group Kebijakan Publik Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Disan Budi Santosa dalam sebuah diskusi di Tata Kelola Batubara yang Ideal dalam rangka menunjang kecukupan energi di Indonesia, di Jakarta, Minggu (24/5/2015)
"Soal briket, China pakai 750 juta ton per tahun. Batu bara menyumbang 60% kebutuhan energi China. Kita perlu energi murah. Briket nggak bisa dikorupsi, cuma pakai 4 batu ditumpuk, bisa untuk masak," katanya.
Ia mengatakan di Indonesia sangat memungkinkan sumber energi batu bara diolah dalam bentuk briket. Menurutnya, penggunaan briket juga bisa dipakai sektor usaha kecil karena murah.
"Lihat Thailand dan Vietnam, mereka tidak gaya-gayaan pake gas," katanya.
Disan mengatakan batu bara cocok sebagai energi utama di Indonesia, cocok dengan daya beli masyarakat Indonesia karena harganya murah.
"Saya melihat ada indikasi kesengajaan batu bara ditekan atau dilupakan, untuk memuluskan migas. Padahal, setiap kg elpiji setara dengan 3,5 kg batu bara kalori rendah. Satu kilo batu bara hanya Rp 250-500," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi VII Kardaya Warnika mengatakan banyak sekali yang harus dilakukan terkait batu bara sebagai energi, sumber daya alam dan komoditi yang dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
"Indonesia selalu gembar-gemborkan kita kaya energi. Padahal cuma punya 0,2 persen dari total cadangan minyak dunia. Gas ngakunya kaya, batu bara ngakunya kaya, padahal cuma punya 0,5% dari total cadangan dunia," katanya.(hen/hen)
Labels:
60% Energi China Ditopang dari Batu Bara,
Batu Bara,
China,
Energi
Thanks for reading 60% Energi China Ditopang dari Batu Bara. Please share...!
0 Komentar untuk "60% Energi China Ditopang dari Batu Bara"