Danu Damarjati - detikNews
Jakarta - Gubernur DKI Basuki T
Purnama (Ahok) dikenal sebagai sosok yang lugas bahkan vulgar menghadapi
apa yang dia nilai tak benar. Menghadapi Pilgub DKI dua tahun lagi,
Ahok harus membenahi emosionalnya bila ingin meneruskan jabatan Gubernur
DKI.
Hal tersebut terungkap dalam Survei Cyrus Network yang dipaparkan di Resto D'Consulate, Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (7/5/2015).
"Jadi memang menurut publik, mau nggak mau ya Ahok harus mengubah diri kalau mau menjadi Gubernur lagi. Kasarnya begitu," kata Managing Director Cyrus Network Research and Consulting, Eko Dafid Alfianto.
Sejumlah poin ditanyakan kepada responden, yakni soal perlunya Ahok memperbaiki manajemen emosi, pemilihan kata yang digunakan Ahok, kunjungan ke masyarakat, komunikasi Ahok dengan bawahannya, hingga komunikasi dengan DPRD.
"Manajemen emosi penting nggak sih diubah? Penting, penting banget," kata Eko sambil membacakan hasil surveinya.
Survei diselenggarakan pada 24 hingga 30 April 2015. Responden adalah penduduk yang punya hak suara, minimal 17 tahun atau sudah menikah, sebanyak 1.000 orang. Mereka diwawancarai lewat tatap muka. Tingkat kepercayaan (significant level) survei ini adalah 95 persen dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,1 persen.
Berikut adalah hasil survei yang dimaksud:
Seberapa Penting Hal-hal di Bawah Ini Diubah oleh Gubernur DKI?
Pertanyaan kepada responden adalah, "Menurut Anda, seberapa penting Ahok perlu mengubah aspek-aspek dan kebiasaan di bawah ini?
1. Manajemen emosi
Sangat tidak penting: 3,6 persen
Tidak penting: 5,2 persen
Biasa saja: 10,4 persen
Penting: 46,0 persen
Sangat penting: 34,8 persen
2. Penggunaan dan pemilihan kata dalam berbicara
Sangat tidak penting: 2,4 persen
Tidak penting: 5,0 persen
Biasa saja: 12,3 persen
Penting: 50,2 persen
Sangat penting: 30,1 persen
3. Frekuensi berkunjung ke masyarakat
Sangat tidak penting: 1,8 persen
Tidak penting: 4,5 persen
Biasa saja: 19,3 persen
Penting: 48,8 persen
Sangat penting: 25,6 persen
4. Komunikasi dengan bawahan
Sangat tidak penting: 2,0 persen
Tidak penting: 3,6 persen
Biasa saja: 18,5 persen
Penting: 53,2 persen
Sangat penting: 22,7 persen
5. Komunikasi dengan DPRD DKI
Sangat tidak penting 3,2 persen
Tidak penting: 4,4 persen
Biasa saja: 14,8 persen
Penting: 49,5 persen
Sangat penting: 28,1 persen
Rata-rata
Sangat tidak penting: 2,5 persen
Tidak penting: 4,6 persen
Biasa saja: 15,1 persen
Penting: 49,6 persen
Sangat penting: 28,3 persen
Selain soal komunikasi Ahok yang ditanggapi responden, ada pula tanggapan responden terhadap optimisme Ahok dalam membuat perbaikan di DKI selama 2,5 tahun ke depan. Sebanyak 44,8 persen yakin Ahok bisa memperbaiki Jakarta; 43,5 persen tidak yakin dan 11,7 persen tidak tahu dan tidak menjawab.
Soal kepuasan responden terhadap kinerja Ahok selama ini, hasil survei menunjukkan mayoritas masih merasa puas. Hanya saja ada tiga hasil program kerja Ahok yang mendapat angka ketidakpuasan dari responden.
Tiga hasil program kerja Ahok yang mendapat penilaian kurang baik itu, pertama, soal program pembangunan jalan. Sebanyak 20,7 persen merasa tidak puas dan menilai buruk, 2,4 persen menilai sangat buruk dan sangat tidak puas. Ada 39,2 persen yang menilai biasa saja, 34, 8 persen puas, dan 2,9 menyatakan sangat puas.
Kedua, soal pelayanan dan fasilitas Busway TransJakarta. Sebanyak 23,1 persen menyatakan tidak puas, 4,5 persen menyatakan sangat tidak puas, 41,5 persen menilai biasa saja, 27,4 persen merasa puas, dan 3,2 persen merasa sangat puas.
"Lampu merahnya di pelayanan fasilitas Busway, ini PR (Pekerjaan Rumah) buat Ahok, kalau mau jadi Gubernur lagi ya ini dibagusin," ujar Eko.
Ketiga, soal pengambilan dan pengangkutan sampah. Sebanyak 17,5 persen merasa tidak puas, 5,4 persen merasa sangat tidak puas, 31,4 persen menilai iasa saja, 41,0 persen merasa puas, dan 4,7 persen merasa sangat puas.
(dnu/mok)
Hal tersebut terungkap dalam Survei Cyrus Network yang dipaparkan di Resto D'Consulate, Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (7/5/2015).
"Jadi memang menurut publik, mau nggak mau ya Ahok harus mengubah diri kalau mau menjadi Gubernur lagi. Kasarnya begitu," kata Managing Director Cyrus Network Research and Consulting, Eko Dafid Alfianto.
Sejumlah poin ditanyakan kepada responden, yakni soal perlunya Ahok memperbaiki manajemen emosi, pemilihan kata yang digunakan Ahok, kunjungan ke masyarakat, komunikasi Ahok dengan bawahannya, hingga komunikasi dengan DPRD.
"Manajemen emosi penting nggak sih diubah? Penting, penting banget," kata Eko sambil membacakan hasil surveinya.
Survei diselenggarakan pada 24 hingga 30 April 2015. Responden adalah penduduk yang punya hak suara, minimal 17 tahun atau sudah menikah, sebanyak 1.000 orang. Mereka diwawancarai lewat tatap muka. Tingkat kepercayaan (significant level) survei ini adalah 95 persen dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,1 persen.
Berikut adalah hasil survei yang dimaksud:
Seberapa Penting Hal-hal di Bawah Ini Diubah oleh Gubernur DKI?
Pertanyaan kepada responden adalah, "Menurut Anda, seberapa penting Ahok perlu mengubah aspek-aspek dan kebiasaan di bawah ini?
1. Manajemen emosi
Sangat tidak penting: 3,6 persen
Tidak penting: 5,2 persen
Biasa saja: 10,4 persen
Penting: 46,0 persen
Sangat penting: 34,8 persen
2. Penggunaan dan pemilihan kata dalam berbicara
Sangat tidak penting: 2,4 persen
Tidak penting: 5,0 persen
Biasa saja: 12,3 persen
Penting: 50,2 persen
Sangat penting: 30,1 persen
3. Frekuensi berkunjung ke masyarakat
Sangat tidak penting: 1,8 persen
Tidak penting: 4,5 persen
Biasa saja: 19,3 persen
Penting: 48,8 persen
Sangat penting: 25,6 persen
4. Komunikasi dengan bawahan
Sangat tidak penting: 2,0 persen
Tidak penting: 3,6 persen
Biasa saja: 18,5 persen
Penting: 53,2 persen
Sangat penting: 22,7 persen
5. Komunikasi dengan DPRD DKI
Sangat tidak penting 3,2 persen
Tidak penting: 4,4 persen
Biasa saja: 14,8 persen
Penting: 49,5 persen
Sangat penting: 28,1 persen
Rata-rata
Sangat tidak penting: 2,5 persen
Tidak penting: 4,6 persen
Biasa saja: 15,1 persen
Penting: 49,6 persen
Sangat penting: 28,3 persen
Selain soal komunikasi Ahok yang ditanggapi responden, ada pula tanggapan responden terhadap optimisme Ahok dalam membuat perbaikan di DKI selama 2,5 tahun ke depan. Sebanyak 44,8 persen yakin Ahok bisa memperbaiki Jakarta; 43,5 persen tidak yakin dan 11,7 persen tidak tahu dan tidak menjawab.
Soal kepuasan responden terhadap kinerja Ahok selama ini, hasil survei menunjukkan mayoritas masih merasa puas. Hanya saja ada tiga hasil program kerja Ahok yang mendapat angka ketidakpuasan dari responden.
Tiga hasil program kerja Ahok yang mendapat penilaian kurang baik itu, pertama, soal program pembangunan jalan. Sebanyak 20,7 persen merasa tidak puas dan menilai buruk, 2,4 persen menilai sangat buruk dan sangat tidak puas. Ada 39,2 persen yang menilai biasa saja, 34, 8 persen puas, dan 2,9 menyatakan sangat puas.
Kedua, soal pelayanan dan fasilitas Busway TransJakarta. Sebanyak 23,1 persen menyatakan tidak puas, 4,5 persen menyatakan sangat tidak puas, 41,5 persen menilai biasa saja, 27,4 persen merasa puas, dan 3,2 persen merasa sangat puas.
"Lampu merahnya di pelayanan fasilitas Busway, ini PR (Pekerjaan Rumah) buat Ahok, kalau mau jadi Gubernur lagi ya ini dibagusin," ujar Eko.
Ketiga, soal pengambilan dan pengangkutan sampah. Sebanyak 17,5 persen merasa tidak puas, 5,4 persen merasa sangat tidak puas, 31,4 persen menilai iasa saja, 41,0 persen merasa puas, dan 4,7 persen merasa sangat puas.
(dnu/mok)
Labels:
Ahok,
Jika Ingin Maju Jadi DKI 1 Lagi
Thanks for reading Ini yang Harus Dibenahi Ahok Jika Ingin Maju Jadi DKI 1 Lagi . Please share...!
0 Komentar untuk "Ini yang Harus Dibenahi Ahok Jika Ingin Maju Jadi DKI 1 Lagi "