-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online

Pesan Anies saat Lepas Guru ke Papua, dari Jaga Kehormatan hingga Pacaran

Bagus Kurniawan - detikNews

Pesan Anies saat Lepas Guru ke Papua, dari Jaga Kehormatan hingga Pacaran 
 (Foto: Bagus Kurniawan/detikcom) 
 
Yogyakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies R Baswedan mempunyai banyak pengalaman dalam mengelola program Indonesia Mengajar yang telah mengirimkan tenaga pengajar di berbagai daerah di Indonesia. Dia berpesan agar para guru penggerak yang dikirimkan ke Kabupaten Puncak, Papua untuk menjaga kehormatan dan menjauhi pacaran.

"Sebelum anda berangkat saya mau bertanya. Sudah siap berangkat," tanya Anies di hadapan sekitar 64 tenaga guru yang akan di tempatkan di 8 distrik di Kabupaten Puncak, Papua di Balairung, Universitas Gadjah Mada (UGM), Minggu (24/5/2015). Program ini merupakan kerjasama Pemerintah Kabupaten Puncak dengan Pokja Papua UGM.

Peserta menjawab serempak. "Siap".

Setelah itu, Anies kemudian mulai memberikan pesan. Pertama anda di sana akan jadi orang baru. "Betul enggak?" tanya Anies.

"Betul," kata peserta serempak.

Kalau menjadi orang baru, lanjut dia, ada dua hal. "Apa yang anda katakan pada saat hari pertama. Sebab hari pertama tidak ada duanya. Setelah itu tidak ada hari pertama lagi. Setelah itu tidak jadi orang baru lagi," kata Anies.

Kebaruan itu adalah sebuah peluang. Oleh karena para guru diminta memanfaatkan kebaruan. Anies menambahkan bahasa yang paling bisa diterima siapa saja dan di mana saja adalah tersenyum. Tersenyum adalah bahasa yang universal. Menurutnya begitu orang tersenyum, semuanya akan berubah. 

"Itu universal, kemana saja, ketemu siapa saja tersenyum. Itu bahasa universal yang bisa dipahami semuanya. Ingat anda ke sana untuk persahabatan, untuk memajukan bukan cari masalah," pesannya.

Anies berpesan agar "think like a stranger, act like a native" atau berpikir seperti orang asing, tapi bertindak keseharian seperti masyarakat di daerah itu. Jangan dibalik. Menurut dia, yang akan dilakukan di sana adalah untuk mengajar, kemudian menginspirasi baru menggerakkan. Setiap pendidik adalah seorang pemimpin.

"Namun kalau Anda tidak punya pengikut, itu bukan seorang leader atau pemimpin dan seorang pemimpin itu pasti ada yang mengikuti dengan sukarela," katanya

Dia juga bepesan agar jangan pernah berpikir untuk mendapatkan kehormatan. Namun yang harus dijaga adalah jaga nama baik semua yang bertugas, nama baik UGM dan lain-lain.

"Ini jangan dianggap sebagai pengorban tapi kehormatan untuk mencerdaskan bangsa," katanya

Anies sempat bertanya kepada peserta yang sebagian besar masih berusia muda. "Sudah punya pacar?" Ada peserta yang bilang sudah punya, tetapi juga ada yang menyatakan belum.

Menurutnya waktu dua tahun hendaknya digunakan untuk berkonsentrasi pada pengabdian. Waktu tersebut hendaknya tidak dihabiskan untuk aktivitas interpersonal.

"Ini pengalaman, jangan buang waktu itu untuk aktivitas semacam itu (pacaran-red). Ini pesan serius," ungkapnya.

Dia mengaku sudah berkali-kali atau berpengalaman menemukan hal-hal seperti itu. Sebab hal tersebut dirasakan paling mengganggu, kalau di sana hanya jadi pacaraan. Tetapi setelah pulang baru pacaran.

"Banyak kasus yang terjadi. Ingat hal itu akan dilihat berbeda oleh masyarakat. Karena ini usia muda dan natural tapi harus kelola dengan baik," pungkas Anies.

(bgs/try)
Labels: Anies, Guru, Papua

Thanks for reading Pesan Anies saat Lepas Guru ke Papua, dari Jaga Kehormatan hingga Pacaran . Please share...!

0 Komentar untuk "Pesan Anies saat Lepas Guru ke Papua, dari Jaga Kehormatan hingga Pacaran "

Back To Top