Rita Uli Hutapea - detikNews Paris, - Dalam tiga tahun terakhir, otoritas Prancis telah mendeportasi 40 imam asing karena dianggap menyebarkan kebencian. Sebanyak seperempat di antaranya dideportasi dalam waktu enam bulan terakhir.
Demikian disampaikan Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (29/6/2015).
Menteri Prancis itu telah bersumpah akan mengambil tindakan terhadap masjid-masjid dan para pendakwah yang mengajarkan kebencian. Hal itu disampaikan Cazeneuve menyusul serangan brutal di pabrik gas di dekat kota Lyon pekan lalu. Dalam serangan itu, seorang pria tewas dengan kepala terpenggal.
"Setiap pendakwah kebencian dari luar negeri akan dideportasi," cetus Cazeneuve.
Diimbuhkannya, beberapa masjid saat ini tengah dalam penyelidikan karena diduga menghasut terorisme. Jika dugaan tersebut terbukti, maka masjid-masjid tersebut akan ditutup.
"Kami telah mendeportasi 40 pendakwah kebencian sejak 2012. Sejak awal tahun ini, kami telah memeriksa 22 kasus, dan sekitar 10 imam dan pendakwah kebencian telah diusir," jelas Cazeneuve.
Sebelumnya pada Minggu, 28 Juni waktu setempat, Yassin Salhi mengaku membunuh dan memenggal kepala seorang pria di dekat kota Lyon. Korban tewas dalam serangan ini diidentifikasi sebagai Herve Cornara (54) yang merupakan atasan pelaku, yang bekerja di perusahaan transportasi pengiriman barang.
Salhi yang seorang ayah dari tiga anak ini, ditangkap polisi di lokasi kejadian ketika berusaha meledakkan kompleks pabrik gas milik perusahaan asal Amerika Serikat, Air Products yang ada di kota Saint-Quentin-Fallavier, pinggiran Prancis. Salhi kini ditransfer ke Paris untuk diinterogasi lebih lanjut oleh satuan kepolisian khusus antiteroris.
(ita/ita)
Demikian disampaikan Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (29/6/2015).
Menteri Prancis itu telah bersumpah akan mengambil tindakan terhadap masjid-masjid dan para pendakwah yang mengajarkan kebencian. Hal itu disampaikan Cazeneuve menyusul serangan brutal di pabrik gas di dekat kota Lyon pekan lalu. Dalam serangan itu, seorang pria tewas dengan kepala terpenggal.
"Setiap pendakwah kebencian dari luar negeri akan dideportasi," cetus Cazeneuve.
Diimbuhkannya, beberapa masjid saat ini tengah dalam penyelidikan karena diduga menghasut terorisme. Jika dugaan tersebut terbukti, maka masjid-masjid tersebut akan ditutup.
"Kami telah mendeportasi 40 pendakwah kebencian sejak 2012. Sejak awal tahun ini, kami telah memeriksa 22 kasus, dan sekitar 10 imam dan pendakwah kebencian telah diusir," jelas Cazeneuve.
Sebelumnya pada Minggu, 28 Juni waktu setempat, Yassin Salhi mengaku membunuh dan memenggal kepala seorang pria di dekat kota Lyon. Korban tewas dalam serangan ini diidentifikasi sebagai Herve Cornara (54) yang merupakan atasan pelaku, yang bekerja di perusahaan transportasi pengiriman barang.
Salhi yang seorang ayah dari tiga anak ini, ditangkap polisi di lokasi kejadian ketika berusaha meledakkan kompleks pabrik gas milik perusahaan asal Amerika Serikat, Air Products yang ada di kota Saint-Quentin-Fallavier, pinggiran Prancis. Salhi kini ditransfer ke Paris untuk diinterogasi lebih lanjut oleh satuan kepolisian khusus antiteroris.
(ita/ita)
Labels:
40 Imam Asing Diusir,
Dituduh Sebarkan Kebencian,
Perancis
Thanks for reading Dituduh Sebarkan Kebencian, 40 Imam Asing Diusir dari Prancis. Please share...!
0 Komentar untuk "Dituduh Sebarkan Kebencian, 40 Imam Asing Diusir dari Prancis"